Jakarta, IDM โ Sejumlah 10 prajurit dari Wing Udara 2 Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) mengikuti kursus operator untuk pesawat nirawak (unmanned aerial system) atau drone ScanEagle.
Kursus tersebut dibuka langsung oleh Komandan Komando Latih Penerbangan Angkatan Laut (Dankolat Penerbal) Puspenerbal, Kolonel Laut (P) Moh Mashabi, di Juanda, Sidoarjo, Rabu (21/5).
Adapun kursus operator drone ScanEagle yang diikuti 10 prajurit dari Wing Udara 2 dan Fasharkan pesawat udara Puspenerbal ini akan berlangsung selama sebulan, yakni hingga 20 Juni mendatang.
Baca Juga: TNI Sambut Baik Terbitnya Perpres Perlindungan Negara Terhadap Jaksa
“Kursus ini bertujuan membekali para peserta dengan kemampuan optimal dalam pengoperasian dan pemeliharaan ScanEagle, baik secara individu maupun kelompok,” kata Mashabi, dikutip dari keterangan Dispen Puspenerbal, Kamis (22/5).
Menurutnya, kemajuan teknologi militer, khususnya dalam bidang pesawat tanpa awak, m asenjadi perhatian utama dalam pengembangan kekuatan TNI AL. Salah satu implementasinya adalah pengoperasian drone ScanEagle oleh Puspenerbal sebagai alutsista misi intai udara maritim.
“Saya berharap dengan kursus ini, akan terbentuk kader-kader operator drone yang profesional dan mampu melaksanakan tugas dengan baik serta memahami taktik, teknis, dan prosedur operasional dengan tepat,” ujar Mashabi.
Selama menjalani kursus ini, 10 prajurit Puspenerbal itu akan mendapatkan materi yang mencakup regulasi, misi operasi, pemeliharaan serta aspek keselamatan terbang.
Menganai drone ScanEagle sendiri, pesawat nirawak intai dari Amerika Serikat ini memiliki spesifikasi panjang 1,5 meter, rentang sayap 3,1 meter, dan muatan 3,4 kg. Drone dengan MTOW 22 kg ini digerakkan mesin piston model pusher berdaya 15 hp.
Baca Juga: Kepala Staf Divisi Infanteri 1 Kostrad Tinjau Latma Garuda Guerrier
Kecepatan terbang jelajah ScanEagle berada di kisaran 111 km per jam dan kecepatan maksimum 148 km per jam. Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 m. ScanEagle sanggup terbang di udara dengan ketahanan (endurance) lebih dari 24 jam.
Untuk menerbangkan ScanEagle digunakan sistem rel peluncur. Hal ini dikarenakan drone itu tidk dilengkapi sistem roda dan payung pendarat. ScanEagle didaratkan dengan menggunakan metode kabel penangkap (SkyHook) yang mengait bagian ujung sayap (winglet).
Sedangkan untuk muatan,ย ScanEagleย dilengkapi kamera inframerah gelombang pendek garapan Goodrich Sensors dan sensor termal DRS E6000 beresolusi tinggi 640×480 piksel. (at)