Jakarta, IDM – Cina mengecam Filipina karena sistem rudal ‘Typhon’ milik Amerika Serikat (AS) masih berada di negara itu usai mengoperasikannya dalam latihan gabungan. Pengerahan sistem itu disebut berpotensi menyebabkan perlombaan senjata di kawasan.
Rudal Kemampuan Jarak Menengah (Mid-Range Capability/MRC) itu telah berada di Luzon, Filipina, sebab AS memutuskan untuk menyimpannya disana usai menggelar latihan militer gabungan ‘Salaknib 24’ pada April lalu.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri Cina Mao Ning menilai Filipina sengaja memicu konfrontasi dan perlombaan senjata, yang membahayakan perdamaian regional.
Baca Juga: Cina Kecam Rencana Filipina Akuisisi Rudal Typhon AS
“Saya ingin menekankan bahwa sistem rudal jarak menengah Typhon bersifat nuklir dan konvensional, dan bukan senjata defensif, tetapi senjata strategis-ofensif,” imbuhnya melansir fmprc.gov.cn, Kamis (26/12).
“Filipina bekerja sama dengan AS dalam memperkenalkan Typhon… menimbulkan konfrontasi geopolitik dan memicu risiko perlombaan senjata ke wilayah tersebut, dan ancaman besar bagi perdamaian serta keamanan regional,” sambungnya.
Ia pun mengungkapkan, Filipina pernah menyatakan bahwa Typhon tidak akan lagi berada di Luzon usai latihan gabungan dengan AS berakhir pada September lalu. Namun, Filipina justru berencana untuk mengakuisisi rudal tersebut.
Baca Juga: Presiden Ukraina Kecam Serangan Rusia di Hari Natal
“Filipina pernah secara terbuka menyatakan bahwa sistem Typhon hanya digunakan untuk latihan rutin dan berjanji untuk menariknya setelah latihan berakhir pada bulan September tahun ini, tetapi kemudian mengubah pernyataannya menjadi berharap untuk mengerahkan Typhon secara permanen dan bahkan bersiap untuk membeli sistem tersebut. Ini adalah kasus umum dari pelanggaran janji dan pengkhianatan kepercayaan,” tegasnya.
Ia memperingatkan bahwa Cina akan bertindak tegas dalam menghadapi segala ancaman. Filipina dan AS telah meningkatkan kerja sama pertahanan sejak masa kepresidenan Ferdinand R. Marcos Jr.
“Kami memperingatkan Filipina bahwa Cina tidak akan pernah tinggal diam dan melihat kepentingan keamanannya dirugikan atau diancam. Jika Filipina bersikeras dengan caranya sendiri, ia pasti akan menembak kakinya sendiri,” pungkasnya. (bp)