Jakarta, IDM โ Ratusan siswa Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Laut (Kodiklatal) dari sejumlah Korps TNI AL, menjalani latihan praktik Wira Jala Yudha ke-23 tahun 2025.
Misalnya, untuk siswa Kodiklatal kejuruan Navigasi dan Komunikasi, mereka melaksanakan praktik saat kapal berlayar dari Kota Surabaya menuju Kota Banyuwangi, Minggu (5/1). Para siswa mempelajari penggunaan Sextant untuk mengukur ketinggian benda-benda langit yang digunakan untuk menentukan posisi kapal.
“Praktik penggunaan Sextant bertujuan mendukung proses belajar secara teori yang sudah dilaksanakan di sekolah,” jelas Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Laksamana Pertama Muhammad Iwan Kusumah, dikutip dari keterangan Dispen Kodiklatal, Senin (6/1).
Baca Juga: Komunikasi Sosial, Cara Marinir Dengarkan Aspirasi Masyarakat di Yahukimo Papua
Tak hanya siswa kejuruan Navigasi dan Komunikasi, Iwan mengatakan para siswa kejuruan Elektro juga melakukan praktik belajar memahami radar untuk mengetahui benda-benda di permukaan laut.
Selain itu, para siswa yang onboard di KRI Makassar-590 dan KRI Teluk Ende-517 juga mempelajari sandi dan penggunaan radio untuk mengirim dan menerima telegram dari satuan atas yang bersifat rahasia maupun bersifat biasa.
“(Mereka) juga belajar sandi morse sebagai pengganti berita jarak jauh, di mana saat itu tidak ada sarana alat komunikasi sehingga digunakanlah morse sebagai alat komunikasi,” tambahnya.
Baca Juga: Politeknik TNI AD Ciptakan Alat Pembersih Laras Tank Otomatis
Sementara, di Pantai Banongan, Situbondo, pada Sabtu (4/1), sebanyak 276 siswa pendidikan pertama bintara dan tamtama kejuruan Marinir angkatan ke-44 gelombang 1 berlatih pendaratan amfibi.
Komandan Komando Pendidikan Marinir (Kodikmar) Brigjen (Mar) Ahmad Fajar, menjelaskan latihan praktik pendaratan ini bertujuan memberikan pembekalan dan gambaran kepada para siswa tentang Operasi Amfibi.
Adapun dalam latihan, para siswa diajarkan mengenai Operasi Amfibi yang terdiri dari pentahapan, serangan, raid serta kerja sama infanteri dan tank yang meliputi serangan, pertahanan, dan pemindahan ke belakang.
“Pada hakikatnya, prajurit Korps Marinir adalah prajurit lapangan dan pasukan pendarat,” ujar Ahmad.
Baca Juga: Puluhan Pati TNI AU Dirotasi dan Dimutasi, Salah Satunya Komandan Kopasgat
Pada simulasi latihan praktik pendaratan amfibi, diskenariokan Batalyon Infanteri melaksanakan serangan amfibi di Pantai Banongan dengan mendarat lintas permukaan, dalam rangka merebut dan menguasai sasaran Komando Gagasan Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) A dan B.
Para siswa didaratkan dari KRI Makassar-590 dan KRI Teluk Ende-517 dengan sarana pendarat 2 unit tank amfibi PT 76 (M), 2 unit kendaraan pendarat amfibi LVT 7 A1, 2 unit LCU dari KRI Makassar-590, 2 unit LCVP dari KRI Teluk Ende-517, 11 unit perahu karet, dan 3 unit LCVP dari KRI Makassar-590 sebagai pandu gelombang serta SAR. (at)
Caption: Para siswa Kodiklatal kejuruan Navigasi dan Komunikasi menjalani latihan praktik navigasi menggunakan Sextant di atas kapal perang, Banyuwangi, Minggu (5/1). (Dok. Dispen Kodiklatal). (at)