Jakarta, IDM – Perdana Menteri Qatar mendesak Israel dan Hamas segera memulai negosiasi tahap kedua gencatan senjata Gaza, sesuai dengan yang ditetapkan dalam perjanjian.
“Kami menuntut (Hamas dan Israel) untuk segera terlibat sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian,” kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani melansir Reuters, Senin (3/2).
Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, negosiasi untuk melaksanakan tahap kedua kesepakatan itu harus dimulai sebelum hari ke-16 tahap pertama gencatan senjata atau pada hari ini.
Baca Juga: Hamas Tukar 3 Sandera dengan 183 Orang dari Penjara Israel
Pada 19 Januari lalu, Israel dan Hamas menyepakati kesepakatan tiga tahap yang menghentikan pertempuran di Gaza. Hamas sejauh ini telah membebaskan 18 sandera dan ditukar dengan ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel. Israel mengatakan terdapat lebih dari 70 sandera yang masih ditahan Hamas.
Adapun, tahap kedua kesepakatan itu diharapkan mencakup semua sandera yang masih ditahan di Gaza, penghentian permusuhan secara permanen, dan penarikan penuh pasukan Israel dari daerah tersebut.
“Belum ada yang jelas tentang ke mana delegasi akan datang dan kapan akan berlangsung,” kata Sheikh Mohammed.
Baca Juga: Alami Kerugian Besar, Pasukan Korut Diduga Mundur dari Medan Tempur
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa para mediator telah berbicara dengan Hamas-Israel melalui telepon dan Qatar telah menetapkan agenda untuk tahap negosiasi berikutnya. “Kami berharap dapat melihat beberapa pergerakan dalam beberapa hari ke depan. Sangat penting bagi kami untuk memulai segala sesuatunya mulai sekarang agar dapat mencapai kesepakatan sebelum hari ke-42,” imbuhnya.
Sementara, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan akan memulai negosiasi tahap kedua perjanjian itu dengan Utusan Timur Tengah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Witkoff di Washington pada hari ini.
Selama pertemuannya dengan Witkoff, Netanyahu akan membahas posisi Israel terkait gencatan senjata. Witkoff kemudian akan berbicara dengan otoritas dari Mesir dan Qatar, yang telah menjadi mediator antara selama 15 bulan terakhir. (bp)