Jakarta, IDM โย Pertempuran sengit antara pasukan Israel dan Hamas di Kota Rafah, Gaza bagian selatan, menyebabkan pintu akses bantuan kemanusiaan ditutup dan memaksa lebih dari 110.000 orang mengungsi ke utara.
Dilansir dari AP, Sabtu (11/5), otoritas Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB di Rafah, Georgios Petropoulos mengatakan bahwa stok makanan untuk didistribusikan di wilayah itu akan segera habis karena akses penyebrangan Rafah ke Mesir ditutup, yang biasanya dipakai sebagai jalur masuk bantuan kemanusiaan.
Baca Juga:ย Putin Peringatkan Risiko Konflik Global
Meskipun ditentang sekutu, invasi Israel ke Kota Rafah semakin sengit. Saling tembak antara kedua pihak dilaporkan terjadi sepanjang malam selama beberapa hari terakhir.
Sementara, Badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA, mengatakan lebih dari 110.000 orang terpaksa meninggalkan Kota Rafah. Mereka berupaya mencari perlindungan di Kota Khan Younis, yang sudah setengah hancur akibat serangan Israel sebelumnya.
Baca Juga:ย Polandia Sebut Jaringan Pengintai Rusia Targetkan Institusi Pemerintah
Menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rafah merupakan benteng terakhir Hamas di Gaza. Sehingga, ia berjanji untuk menyerang Rafah dengan atau tanpa senjata AS seraya menegaskan โkami akan berperang dengan sekuat tenagaโ. (bp)