Jakarta, IDM โ Kementerian Pertahanan (Kemhan) meresmikan wisata edukasi ‘Lorong Sejarah’ yang terbuka untuk umum, Jakarta, Sabtu (25/1). Perdana, masyarakat dapat berkunjung langsung ke gedung yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat itu.
Kepala Biro Informasi Pertahanan Setjen Kemhan, Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang menjelaskan, wisata edukasi Lorong Sejarah hanya dibuka setiap Sabtu dengan kuota yang terbatas untuk 150 orang.
“Karena pada hari biasa, gedung kami dipakai untuk kerja. Setiap Sabtu, kuota terbagi dalam 5 sesi, pagi sampai sore, yang masing-masing sesi 30 orang,” jelas Frega kepada Indonesia Defense Magazine saat ditemui di lokasi.
Baca Juga: Rampung Jalani Perawatan, Helikopter Bell 412 Kembali ke Skadron Udara 400 Puspenerbal
Untuk mekanisme agar dapat berkunjung ke Lorong Sejarah di gedung Kemhan, Frega mengatakan pengunjung terlebih dahulu melakukan registrasi pembelian tiket di Musem Nasional.
“Ketika akan berkunjung ke sini, setiap pengunjung harus punya tiket Museum Nasional. Nantinya, pengunjung registrasi dan mereka mengunggah tiket yang sudah dibeli di sana, kemudian mengisi linknya,” katanya.
Selama berkunjung ke Lorong Sejarah, setiap sesi akan dibatasi sampai 45 menit untuk menikmati pameran infografis sejarah pertahanan Indonesia dari masa ke masa hingga sejumlah artefak militer yang ada di gedung Kemhan.
Baca Juga: Bakamla dan Japan Coast Guard Latihan Passex 2025 di Perairan Jakarta
“Mungkin ke depannya ketika sudah cukup stabil, kami akan menambah (jadwal kunjungan) sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang bisa mengakses (wisata edukasi sejarah)” imbuh Frega.
Pantauan Indonesia Defense Magazine di lokasi, rombongan pengunjung pertama kali akan diarahkan untuk mengenal patung Ir. Soekarno menunggang kuda, yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto, saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), pada 6 Juni 2021 lalu.
Kemudian, pengunjung melewati gedung Jenderal Gatot Soebroto (Itjen Kemhan). Pemandu dari staf informasi pertahanan menjelaskan, gedung dengan arsitektur Eropa ini dibangun pada 1927-1929 oleh pemerintah Hindia Belanda untuk Sekolah Tinggi Ilmu Hukum, dan beralih menjadi markas Kompetai (Polisi Militer Jepang) pada 1942-1945, sebelum akhirnya berada di bawah Departemen Pertahanan, pada 1950.
Baca Juga: Kodam IM Pasang Wifi Gratis untuk Masyarakat di 3 Lokasi Strategis
Perjalanan berlanjut ke pintu Wakil Menhan, yang di mana sepanjang lorong tersebut merupakan lokasi pameran infografis sejarah perjuangan militer Indonesia dari sebelum dan sesudah kemerdekaan, zaman orde lama dan baru, reformasi sampai saat ini. Total 53 infografis terpanjang dan di lorong sebelah kanan arah gedung Jenderal Soedirman, terdapat 7 etalase foto tokoh militer, seperti Brigjen TNI (Anm) I Gusti Ngurah Rai, Laksamana Madya Yos Sudarso, Robert Wolter Mongsidi, Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto, Jenderal Besar A.H. Nasution, Jenderal Oerip Soemohardjo, dan Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Di gedung Jenderal Soedirman, pengunjung dapat melihat sejumlah artefak senjata langka, di antaranya senapan Kentucky Carbine 1812 dari British American Colonies, Pattern Enfield Rifle Musket yang digunakan oleh British Empire pada 1853 hingga sejumlah tombak perunggu dan lukisan-lukisan yang menceritakan tentang situasi pada zaman perjuangan dan kehidupan, khususnya Jawa.
“Ini menjadi sebuah inisiasi untuk menghilangkan imej ketika kita melihat Kemhan itu seakan-akan angker, susah diakses, harapannya bisa mengedukasi karena ada perjuangan-perjuangan bangsa yang mungkin generasi sekarang entah abai atau memang akses terbatas sehingga dengan mengunjungi ini bisa diingatkan kembali, kita bangsa yang besar, berdaulat, dan kita merebut kemerdekaan itu tidak mudah,” ungkap Frega. (at)