Jakarta, IDM โ Kedua kapal perang milik TNI AL dan Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) menggelar latihan bersama di tengah operasi patroli di Selat Malaka, Kamis (21/11).
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmada I Kolonel Laut (P) Yoni Nova Kusumawan, menjelaskan KRI Torani-860 dan kapal perang Malaysia, KD Mahamiru-11 tergabung dalam unsur patroli terkoordinasi Malaysia-RI ( Patkor Malindo) 166/24.
“Latihan (kedua kapal perang) mencakup komunikasi taktis (communication check), manuver keluar pelabuhan (leaving harbour), manuver taktis (tacman),” jelas Yoni dalam keterangannya.
Baca Juga: Menko Polkam: 97 Ribu Anggota TNI-Polri dan 1,9 Juta Pegawai Swasta Main Judol
Kemudian, kapal patroli cepat 40 meter dari Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I itu bersama KD Mahamiru juga berlatih komunikasi isyarat bendera (semaphore exercise), pengisian logistik di laut (replenishment at sea), dan formasi penghormatan (salute formation).
Yoni mengatakan, kegiatan latihan bersama antar-kapal perang angkatan laut kedua negara bertujuan memperkuat interoperabilitas dan hubungan bilateral RI-Malaysia dalam menjaga keamanan Selat Malaka dari ancaman aktivitas ilegal.
“Latihan ini juga menjadi wujud tanggung jawab bersama dalam memastikan stabilitas dan keamanan di kawasan,” kata Yoni.
Sebelumnya, KRI Torani dan KD Mahamiru yang tengah berpatroli di Selat Malaka, melakukan evakuasi terhadap 4 nelayan berkewarganeraan Indonesia yang menjadi korban kecelakaan laut di perairan dekat Pulau Jarak, Malaysia, Rabu (20/11) kemarin.
Kapal milik para nelayan tersebut tenggelam pascatabrakan dengan tanker saat melaut. Total 6 awak kapal terpaksa melompat ke laut dan bertahan dengan pelampung selama empat hari.
Baca Juga: Bantu Korban Erupsi Lewotobi, TNI AL Kerahkan KRI dan 1 Peleton Marinir
Kemudian, hanya 4 orang yang berhasil mencapai Pulau Jarak dan diamankan pihak TLDM. Korban yang selamat, bertahan hidup menggunakan tutup fiber ikan dalam kondisi luka dan dehidrasi.
Evakuasi korban ke pihak TNI AL dilakukan oleh KD Mahamiru yang sedang bertugas operasi patroli. Setelah koordinasi antara kedua angkatan laut, KRI Torani segera bertolak ke titik pertemuan (RV).
“Meskipun sempat terkendala cuaca buruk, evakuasi akhirnya sukses dilaksanakan pada 20 November. Korban dibawa ke KRI Torani-860 untuk wawancara dan pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Yoni. (at)