Jakarta, IDM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pasukannya akan menyerang Rafah “dengan atau tanpa kesepakatan” untuk mencapai kemenangan total dalam perang yang berlangsung hampir tujuh bulan tersebut.
Selama beberapa minggu terakhir, Israel dan Hamas sedang merundingkan kemungkinan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran sandera. Namun, Hamas telah berulang kali menegaskan mereka tidak akan menerima kesepakatan yang tidak mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, yang merupakan poin utama dalam negosiasi.
Baca Juga:ย Puing-puing Rudal Korut Ditemukan di Ukraina
Sementara, Netanyahu telah berulang kali mengungkapkan rencananya untuk memperluas invasi ke Rafah, meskipun ada penolakan dari sekutu utamanya, Amerika Serikat.
โGagasan bahwa kita akan menghentikan perang sebelum mencapai semua tujuannya adalah mustahil. Kita akan memasuki Rafah dan kita akan melenyapkan batalyon Hamas di sana, dengan atau tanpa kesepakatan, untuk mencapai kemenangan total,โ kata Netanyahu melansir Gov.il, laman Pemerintahan Israel, Rabu (1/5).
Konflik di Jalur Gaza membuat lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi ke Rafah, kota di bagian Selatan yang berbatasan dengan Mesir. Sementara, jumlah korban tewas telah lebih dari 34.000 sejak konflik pecah pada 7 Oktober tahun lalu.
Baca Juga:ย Filipina dan Cina Kembali Konfrontasi di Laut Cina Selatan
Khawatir akan tingginya angka kematian warga sipil dan memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza, Sekretaris Jenderal PBB Antรณnio Guterres mendesak Israel untuk menahan rencana serangan tersebut.
โSerangan militer terhadap Rafah akan menjadi eskalasi yang tak tertahankan, menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi. Saya mengimbau semua pihak yang mempunyai pengaruh terhadap Israel untuk melakukan segala daya mereka untuk mencegah hal ini,โ imbuh Guterres melalui platform X miliknya. (bp)