Jakarta, IDM – Pemimpin Hizbullah Naim Qassem memperingatkan bahwa pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata di Lebanon akan membuat kesabaran kelompoknya habis dan meluncurkan tindakan tegas.
Dilansir dari AA, Minggu (5/1), hal itu ia ungkapkan menanggapi kritik atas kebungkaman Hizbullah terhadap pelanggaran gencatan senjata Israel. “Kesabaran kami (mengenai pelanggaran ini) mungkin habis… dan ketika kami memutuskan untuk bertindak, Anda akan segera melihatnya,” kata Qassem.
Baca Juga: Dilarang Israel, UNRWA akan Berhenti Operasi di Gaza dan Tepi Barat
Dalam konteks ini, Qassem menyebut perjanjian gencatan senjata “secara eksklusif berlaku untuk wilayah selatan Sungai Litani, dan negara (Lebanon) bertanggung jawab, bersama dengan para sponsor, untuk menahan Israel dan memastikan penerapan perjanjian tersebut.”
Dengan demikian, Hizbullah akan bertindak sesuai perintah pemimpin, selaku orang yang memutuskan kapan harus melawan, bagaimana cara melawan, metode perlawanan, dan senjata yang akan digunakan.
Baca Juga: Rusia Klaim Tembak Jatuh Delapan Rudal ATACMS Ukraina
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang disepakati sejak November tahun lalu, Israel harus menarik pasukannya dari perbatasan Lebanon dalam kurun waktu 60 hari. Hizbullah pun dilarang untuk memiliki fasilitas militer di wilayah tersebut. Sedangkan, Angkatan Darat Lebanon akan dikerahkan ke wilayah itu bersama UNIFIL.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan, serangan Israel di Lebanon telah menewaskan 4.063 orang dan 16.664 lainnya terluka sejak Oktober 2023. (bp)