Jakarta, IDM – Amerika Serikat (AS) akan kembali memasok bantuan militer dan berbagi informasi intelijen dengan Ukraina usai perundingan intens antara kedua belah pihak di Arab Saudi.
Perundingan intens itu menghasilkan kesepakatan untuk membuka jalan menuju perdamaian. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio mengatakan bahwa Kyiv telah menyetujui proposal dari negaranya untuk gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia.
Baca Juga: Korut Luncurkan Rudal ke Laut Kuning Saat Korsel-AS Latihan Militer
“Hari ini kami telah mengajukan tawaran yang diterima oleh Ukraina, yaitu untuk melakukan gencatan senjata dan segera melakukan negosiasi untuk mengakhiri konflik ini dengan cara yang bertahan lama dan berkelanjutan serta mempertimbangkan kepentingan, keamanan, dan kemampuan mereka untuk maju sebagai sebuah bangsa,” imbuh Rubio melansir State.gov, laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS, Rabu (12/3).
Ia menuturkan, pihaknya akan berkomunikasi dengan Rusia untuk mendiskusikan proposal tersebut. Ia berharap Rusia bersedia untuk menghentikan konflik dengan Ukraina dan menjalin hubungan damai yang berkelanjutan.
Baca Juga: Presiden Ukraina Siap Gencatan Senjata 30 Hari dengan Rusia
Dalam pernyataan bersama Ukraina-AS, juga dikatakan bahwa Rusia menjadi kunci jadi terwujudnya perdamaian. Dengan Ukraina menyepakati proposal AS tersebut, Pemerintah Donald Trump pun akan kembali memasok bantuan maupun berbagi informasi intelijen dengan Kyiv.
“AS akan menyampaikan kepada Rusia bahwa timbal balik Rusia adalah kunci untuk mencapai perdamaian. AS akan segera mencabut jeda pembagian informasi intelijen dan melanjutkan bantuan keamanan ke Ukraina,” tulis pernyataan bersama Ukraina-AS. (bp)