Jakarta, IDM – Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan bahwa negaranya dan Azerbaijan telah menyepakati prinsip-prinsip dasar perjanjian perdamaian. Namun, keduanya masih perlu diskusi lanjutan terkait hal-hal diplomatis di wilayah Nagorno-Karabakh.
โKami mempunyai kabar baik dan buruk mengenai proses perdamaian Armenia-Azerbaijan. Kabar baik, prinsip-prinsip dasar perdamaian dengan Azerbaijan telah disepakati,” kata Pashinyan melansir TASS, Senin (20/11).
Baca Juga:ย Perancis Berhasil Uji Coba Rudal Balistik Jarak Jauh M51.3
Armenia dan Azerbaijan berselisih mengenai wilayah sengketa Nagorno-Karabakh, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan sejak tahun 1988. Namun, sebagiannya dikelola oleh otoritas separatis Armenia yang mengklaim wilayah itu adalah tanah leluhur mereka.
Perundingan damai telah diupayakan selama beberapa dekade tetapi tidak pernah berhasil menekan bentrokan separatis. Hingga bulan September lalu, Azerbaijan melancarkan operasi militer di wilayah itu dan mengakibatkan eksodus sekitar 120.000 penduduk etnis Armenia.
Baca Juga:ย Korut Kecam Potensi Penjualan Senjata AS ke Jepang dan Korsel
Lebih lanjut, Pashinyan mengatakan prinsip-prinsip yang disekapati antara lain pengakuan atas integritas dan kedaulatan wilayah sekaligus komitmen terhadap Deklarasi Almaty tahun 1991. Namun, ia juga menyebut kedua negara masih kesulitan untuk menyepakati beberapa hal.
โHal ini terjadi melalui mediasi Ketua Dewan Eropa Charles Michel sebagai hasil pertemuan saya dengan Presiden Azerbaijan di Brussels. Kabar buruknya adalah kita masih berbicara dalam bahasa diplomatik yang berbeda dan seringkali tidak memahami satu sama lain,โ kata Pashinyan. (bp)