Fakta Baru, Tim Investigasi TNI AD Temukan Sinyal Telepon Genggam Bisa Picu Ledakan

Jakarta, IDM โ€“ Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana membeberkan fakta baru temuan tim investigasi terkait peristiwa ledakan munisi di Garut. Menurutnya, selain ditemukan adanya unsur urea, tim juga menemukan adanya serpihan-serpihan telepon genggam (handphone) di lokasi kejadian.

“Kita menemukan juga unsur tersebut (urea). Tetapi sekali lagi, unsur yang disebutkan tadi itu dituang atau memang sudah ada di lokasi tersebut? Karena itu lokasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Artinya, pada periode-periode tertentu mungkin ada kegiatan dari institusi lain dan tidak menuntut kemungkinan juga digunakan aktivitas oleh warga masyarakat. Tetapi sekali lagi, kita tidak bisa menjudge bahwa itu unsur sengaja. Tapi unsur itu ditemukan, iya. Dan itu berpotensi (meledak), iya. Sehingga banyak (potensi) penyebabnya,” kata Wahyu di kompleks DPR RI, Senayan, Senin (26/5).

Baca juga: Rangkuman Poin Evaluasi TNI AD Terkait Ledakan Munisi di Garut

Terkait temuan serpihan telepon genggam, Wahyu menjelaskan menjadi salah satu bahan analisa yang dilakukan di laboratorium yang menyatakan bahwa sinyal telepon genggam, gelombang elektromagnetik yang dimunculkan, itu juga bisa memicu arus listrik. Karena saat itu cukup dekat dan ada 13 orang di lokasi.

“Kita tidak usah bicara 13 orang tersebut pegang telepon genggam. Jika ada tiga dari para korban itu pegang telepon genggam saja itu sudah menimbulkan gelombang elektromagnetik yang cukup tinggi. Sehingga kami TNI AD menghargai semua temuan, semua masukan, semua saran dari institusi yang ada, yang berkompeten, dan itu nanti menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi kami untuk melaksanakan evaluasi,” kata Wahyu.

Baca juga: TNI: Butuh Sinkronisasi Tata Ruang, Perumahan Makin Dekat dengan Lokasi Militer

Berdasarkan temuan-temuan ini Wahyu juga tidak menampik adanya kesalahan prosedur terkait pelibatan masyarakat sipil yang seharusnya tidak sampai pada tahap penurunan detonator ke lubang pemusnahan.

“Kondisinya saya sampaikan bahwa detonatornya posisi expired, afkir, rentan. Pembawaannya mungkin tidak sesuai dengan yang seharusnya, perlakuan seharusnya. Karena yang membantu adalah masyarakat. Dituang, diterimakan oleh prajurit kita yang di dalam lubang, disaksikan oleh, diawasi oleh tiga orang personil TNI AD yang di luar. Termasuk Kepala Gudang Pusat Munisi Kolonel Cpl Antonius Hermawan. Akhirnya ledakan itu terjadi. Seharusnya tidak sampai pada tahap itu. Hanya pada tahap administrasi dan membantu kegiatan yang bersifat ringan. Jadi itu kondisinya,” tutup Wahyu. (rr)

Berita Terkait

Berita Terbaru

INFRAME

Kapal Perang Fregat Italia ITS Antonio Marceglia Sandar di Jakarta

Kapal perang fregat Italia ITS Antonio Marceglia bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/5/). Kedatangan kapal ini merupakan bagian dari kampanye strategis untuk memperkuat kerja sama pertahanan di kawasan Indo-Pasifik, meningkatkan keamanan maritim, serta mendukung pengembangan kapasitas pertahanan.

Edisi Terbaru

Subscribe hubungi bagian Sirkulasi
WhatsApp 0811 8868 831
isi form subscribe

Baca juga

Populer