Jakarta, IDM – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali melawat ke Turki selama 13-14 Mei. Ia mengunjungi dua perusahaan galangan kapal perang di Istanbul.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama I.M Wira Hady dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (14/5) mengungkapkan, Ali meninjau kapal perang jenis fregat MİLGEM di galangan kapal Sedef Shipyard.
Fregat MİLGEM merupakan kapal perang permukaan yang dirancang dan dibangun di Turki sebagai bagian dari proyek kapal nasional negara itu untuk membangun dan mengembangkan kapal perang modern. Sebagian besar pembangunannya menggunakan kurang lebih 80 persen komponen lokal.
Pihak Turki mengklaim fregat kelas I ini mampu menjalani kemampuan serbaguna (multirole) yang dinilai efektif untuk peperangan anti-kapal selam, peperangan permukaan, peperangan pertahanan udara hingga mendeteksi target.
Baca Juga: Dalam Sepekan, Fregat Milik Italia dan Jepang Bersandar di Jakarta
Selain meninjau fregat MİLGEM, Ali juga melihat perkembangan pembangunan dua unit kapal cepat rudal (KCR) untuk fungsi misi pertempuran penuh (full combat mission) yang dipesan oleh Indonesia dari galangan kapal Sefine Shipyard.
“Diharapkan di waktu yang akan datang, dua kapal ini akan semakin mendukung dan meningkatkan performa pelaksanaan tugas TNI AL,” kata Wira.
Pada Februari 2025, saat pembukaan rapat pimpinan (rapim) TNI AL, Ali telah mengemukakan rencana penambahan fregat dari sejumlah galangan kapal negara.
“Mungkin nanti akan ada tambahan lagi fregat dari beberapa negara,” kata Ali, kepada awak media, di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta, Kamis (6/2).
Baca Juga: Panglima TNI Hadiri Upacara Pelepasan Jenazah Prajurit Korban Ledakan Munisi
Pada rapim tersebut juga dibahas rencana pengadaan pertahanan pantai (coastal defence), fregat, kapal induk, kapal selam ringan hingga sensor deteksi bawah laut untuk pengembangan kekuatan TNI AL dan mendukung pengamanan titik sempit (choke point).
Selain itu, Ali dan sejumlah perwira tinggi juga membicarakan soal modernisasi sistem persenjataan dan pangkalan, termasuk fasilitas pemeliharaan dan logistik sistem terintegrasi serta pengembangan kapabalitas pertahanan siber.
“Alutsista yang akan diadakan dalam beberapa tahun ke depan, dari Italia kita mendapatkan dua PPA, kelasnya (sejenis) fregat. Kemudian, di dalam negeri kita membangun dua fregat Merah Putih, ada light fregat dari Lampung, dan dua Kapal Cepat Rudal (KCR) Turki,” jelas Ali.
Baca Juga: Konflik India-Pakistan Picu Krisis Pangan Indonesia?
Pada September 2024, Ali mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto yang kala itu masih menjabat sebagai menteri pertahanan, akan membeli alutsista baru dari Eropa.
“Selain (kapal OPV Italia) PPA, ada beberapa fregat juga dari sejumlah negara di Eropa dan beberapa peralatan perang dari negara-negara lain,” ungkap Ali, akhir tahun lalu.
Ia mengatakan, Prabowo sangat memahami Indonesia merupakan negara maritim karena luas negara ini sebagian besar terdiri dari 70 persen lautan dan 30 persen daratan, memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan garis pantai seluas 99.000 km.
“Bapak Prabowo sudah berjanji akan meningkatkan kekuatan TNI AL, karena kita negara maritim, maka angkatan lautnya harus kuat. Demikian beliau berpesan,” kata Ali. (at)