Jakarta, IDM – Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) kembali melakukan serangan di Jalur Gaza. Serangan ini merupakan yang terbesar sejak gencatan senjata dengan Hamas berlaku pada 19 Januari lalu.
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz telah menginstruksikan IDF untuk mengambil tindakan tegas terhadap organisasi teroris Hamas di Jalur Gaza. Hal ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami,” tulis kantor Perdana Menteri Israel, melansir platform X, Selasa (18/3).
Baca Juga: Armenia dan Azerbaijan Sepakat Tandatangani Perjanjian Damai
“IDF, saat ini, menyerang target-target organisasi teroris Hamas di seluruh Jalur Gaza untuk mencapai tujuan perang sebagaimana yang telah ditentukan oleh eselon politik termasuk pembebasan semua sandera kami, yang hidup maupun yang sudah meninggal. Israel, mulai sekarang, akan bertindak melawan Hamas dengan meningkatkan kekuatan militernya,” tambahnya.
Sementara, Hamas mengatakan bahwa pemerintah Israel telah menyatakan perang terhadap Gaza dengan melanggar perjanjian gencatan senjata. Sekitar 59 sandera Israel masih ditawan di Gaza.
Baca Juga: Putin Siap Gencatan Senjata, Tekankan Perlunya Langkah Konkret
“Netanyahu dan pemerintahan ekstremisnya telah memutuskan untuk membatalkan perjanjian gencatan senjata, yang membuat para tahanan di Gaza menghadapi nasib yang tidak diketahui. Kami menuntut agar para mediator menekan Netanyahu dan pendudukan Zionis bertanggung jawab penuh atas pelanggaran dan pembatalan perjanjian tersebut,” tulis Hamas melalui Telegram.
Masing-masing pihak telah saling tuduh gagal mematuhi ketentuan perjanjian gencatan senjata. Melansir Reuters, serangan skala besar Israel ini dilaporkan terjadi di beberapa lokasi, termasuk Gaza utara, Kota Gaza, Deir al-Balah, Khan Younis, hingga Rafah. Kementrian Kesehatan Gaza melaporkan sekitar 200 orang tewas termasuk anak-anak. (bp)