Jumat, 14 Maret 2025

Penutupan Latihan Transisi, Awak KRI Dituntut Mampu Hadapi Tantangan Peperangan Modern

Jakarta, IDM – Puluhan peserta pelatihan transisi (transition to trained trainers) 2024, dituntut menjadi pengawak kapal perang (KRI) yang mampu menghadapi ancaman dan tantangan peperangan modern berbasis teknologi.

Hal tersebut disampaikan oleh Komandan Komando Latihan Koarmada RI Laksamana Pertama Daru Cahyo Sumirat saat menutup pelatihan transisi 2024, Surabaya, Jumat (22/11).

Dalam sambutannya, Daru menjelaskan prencanaan pembangunan TNI AL pada 20 tahun ke depan dengan mewujudkan visi postur kekuatan yang modern, berdaya gentar kawasan, dan berproyeksi global.

Baca Juga: Dankodiklatal Sebut Misi Indo-Pacific Endeavour Bangun Kepercayaan Strategis di Kawasan

“Rencana TNI AL dalam rangka modernisasi (kekuatan pertahanan), telah direncanakan pengadaan alutsista berdaya gempur besar yang mutakhir dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terbaru,” jelasnya, dikutip dari keterangan Dispen Kodiklatal.

Selaras dengan itu, lanjut Daru, maka profesionalisme dan kesiapan operasional para pengawak KRI ditingkatkan dan disiapkan.

“Para pengawak juga harus dapat menjawab tren ancaman peperangan modern yang sarat teknologi. Oleh karena itu, prosedur pengoperasian dan kemampuan personel harus memiliki standar yang jelas dan merata,” sambungnya.

Penutupan Latihan Transisi
(Foto: Dok. Dispen Kodiklatal)

Adapun pelatihan transisi 2024 ini diikuti oleh 30 peserta dan 13 instruktur. Selama tiga bulan, dari September-November para peserta latihan mengikuti materi pemeriksaan keselamatan dan kesiapan (safety and readiness checks), penggunaan operasional sensor dan senjata (operational use of sensor and weapons).

Baca Juga: Prajurit Marinir Infiltrasi ke Markas Musuh lewat Operasi Mobilisasi Udara

Kemudian, prinsip-prinsip peperangan (principles of warfare), standar operasional prosedur (SOP) dan kepemimpinan tim komando (command team Sops and leadership), elemen perencanaan tim komando (command team planning elements) serta pelatihan simulator dan operasional laut (simulator and sea operational training).

Pada September lalu, Pangkoarmada RI Laksamana Madya Denih Hendrata mengungkapkan pelatihan transisi 2024 menggandeng Navtrain dari Belanda, sebagai fasilitator penyedia jasa konsultan dan dukungan pelatihan bagi sektor pertahanan maritim.

“Latihan ini (meningkatkan) kemahiran (para pengawak KRI) berupa teknis, taktis, bidang profesionalisme angkatan laut, bidang tempur hingga (mempelajari) pemeriksaan kapal,” ungkap Denih ketika ditemui Indonesia Defense Magazine, di Jakarta, Senin (2/9) lalu.

Denih mengatakan, melalui pelatihan tetsebut para peserta akan ditempa menjadi instruktur yang kompeten dan berpengalaman di level taktis maupun operasional untuk membagikan ilmu kepada para pengawak KRI, khususnya kapal-kapal kombatan TNI AL.

Baca Juga: Topografi TNI AD Gelar Latihan Operator Drone Pemetaan Jolidar Garuda UAV RTN 15

“Yang kita inginkan ( ke depannya) makin banyak peserta, nanti kita akan menjadikan mereka instruktur,” lanjut Denih.

Pelatihan transisi ini juga pernah digelar pada 2021 lalu dan tahun ini kembali digelar, mengikuti banyaknya pengadaan alutsista berdaya gempur besar untuk TNI AL. Hal ini menuntut kesiapan operasional dan profesional pengawak sesuai tingkat kemajuan teknologi serta tren ancaman peperangan modern.

“(Pelatihan) seiring ke depannya (TNI AL) banyak kedatangan kapal-kapal baru dari Eropa, (seperti) dari Italia, Prancis. Peserta pengawak KRI ini berasal dari seluruh tiga wilayah armada angkatan laut,” kata Denih. (at)

Berita Terkait

Berita Terbaru

INFRAME

Sjafrie Sjamsoeddin Menerima Kunjungan Menteri Pertahanan Vietnam

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Vietnam Phan Van Giang di Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Jakarta, Senin (10/3).

Edisi Terbaru

Subscribe hubungi bagian Sirkulasi
WhatsApp 0811 8868 831
isi form subscribe

Baca juga

Populer