Jakarta, IDM – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, menekankan para komandan satuan yang menjadi tim werving agar lebih luwes dan fleksibel dalam penerimaan prajurit TNI AL untuk pengawak Pos TNI AL (Posal).
“Harus bisa dibedakan apabila merekrut personel pengawak KRI dengan psikologi yang tinggi dan dididik di Kodiklatal. Sebab, semua itu adalah bentuk pelaksanaan dari kebijakan yang diterapkan,” ujar Yudo di Mabesal, Jakarta, Selasa (9/8).
Dalam pertemuan tersebut, Yudo mengungkapkan alasan dirinya memanggil para komandan jajaran TNI AL di Mabesal, yakni bertujuan mensinkronkan kebijakan pimpinan TNI AL, khususnya dalam bidang rekrutmen.
“Saya panggil ke sini untuk menyelesaikan permasalahan personel, jadi perlu kita pahami antara pemenuhan personel di daerah harus sesuai dengan kebijakan KSAL,” kata Yudo.
Menurut Yudo, pembentukan Satdik dapat mewadahi putra daerah yang nantinya akan menempati Lanal dan Posal. Jika ada masukan penerimaan, ia meminta disesuaikan dengan kompetensi yang berkaitan dengan penugasan yang diberikan.
“Jadi, kalau pengawak Posal pasti kompetensinya berbeda dengan pengawak KRI, di sini luwesnya. Tidak pukul rata standar kompetensi KRI yang dipakai,” jelas Yudo.
Selain itu, Yudo juga berharap para Danlantamal serta Danlanal mampu mendukung pembuat kebijakan sehingga terjadi kesamaan pola pikir dan pola tindak pada semua tingkat dalam melaksanakan pembinaan personel.
Dia juga menekankan, para Komandan Satuan agar memprioritaskan masyarakat sekitar menjadi pengawak Posal yang tentunya akan diseleksi, dilatih, kemudian ditempatkan di Posal, di wilayah personel itu tinggal.
“Sehingga tidak perlu repot untuk mencari pengawak Posal yang ada. Selain itu, perlu manfaatkan Posal dengan baik, karena Posal adalah satuan terkecil di depan yang sangat strategis,” pungkasnya. (at)