Jakarta, IDM โย Hamas akan menunda pertukaran sandera yang direncanakan berlangsung pada Sabtu (15/2), karena Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (11/2), juru bicara Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan bahwa penundaan itu akan dilakukan hingga waktu yang tidak ditentukan dan para sandera akan “tetap di tempat sampai entitas pendudukan mematuhi kewajiban masa lalu dan memberikan kompensasi secara retroaktif”.
Lebih lanjut, Abu Obeida menyebut Israel telah melanggar beberapa bagian dari gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar, Amerika Serikat (AS) dan Mesir. Sementara, Israel juga melontarkan tuduhan yang sama terhadap Hamas.
Baca Juga:ย Hamas-Israel akan Kembali Melakukan Pertukaran Tawanan
โSelama tiga minggu terakhir, pimpinan perlawanan memantau pelanggaran musuh dan ketidakpatuhan mereka terhadap ketentuan perjanjian,โ katanya.
โPelanggaran ini termasuk menunda pemulangan orang-orang terlantar ke Gaza utara, menargetkan mereka dengan penembakan dan tembakan di berbagai wilayah Jalur Gaza, dan gagal mengizinkan masuknya bahan-bahan bantuan dalam segala bentuk sebagaimana disepakati. Sementara itu, perlawanan telah memenuhi semua kewajibannya,” sambungnya.
Dalam pernyataan terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz mengatakan bahwa keputusan itu merupakan “pelanggaran penuh terhadap perjanjian gencatan senjata”.
Baca Juga: Gelar Pameran Dirgantara, India Berkomitmen Tingkatkan Produksi dan Ekspor Militer
“Saya telah menginstruksikan untuk bersiap pada tingkat kewaspadaan tertinggi untuk setiap kemungkinan skenario di Gaza,” kata Katz.
Adapun, kedua belah pihak telah melakukan lima pertukaran sandera sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari lalu. Mereka telah membebaskan 21 warga Israel dan lebih dari 730 warga Palestina. (bp)