Jakarta, IDM โย Pusat Kesehatan (Puskes) TNI dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memperkuat sistem kewaspadaan dini untuk menghadapi potensi ancaman penyakit menular.
Hal tersebut dibahas oleh kedua instansi dalam forum Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) secara hybrid, di Cilangkap, Jakarta, Senin (24/2), dipimpin oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RI (Kabidyankesin) Puskes TNI Kolonel Laut (K) dr. Tanto Budiharto.
Forum juga dihadiri oleh tim surveilans Kemenkes, dipimpin dr. Triya Novita Dinihari yang memaparkan mekanisme pelaporan sistem kewaspadaan dini, khususnya di fasilitas kesehatan milik TNI.
Baca Juga:ย Program Air TNI AD Beri Manfaat untuk 1,2 Juta Warga Indonesia
Dalam sambutannya, dr. Tanto menekankan pentingnya pelaporan real-time kejadian penyakit menular untuk mendukung deteksi dini dan pengambilan keputusan berbasis data.
“Fasilitas kesehatan TNI sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional, harus terhubung dengan sistem surveilans nasional agar informasi dapat segera diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif,” ujar dr. Tanto, dikutip dari laman TNI AL, Selasa (25/2).
Puskes TNI juga memaparkan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas sistem kewaspadaan dini di lingkungan TNI, termasuk peningkatan kepatuhan pelaporan, koordinasi dengan Kemenkes serta peningkatan kompetensi tenaga kesehatan TNI dalam menggunakan aplikasi SKDR.
Baca Juga: Uji Nyali, Prajurit Kostrad Ikuti Lomba Tembak Jarak Dekat
“Diharapkan sinergi antara TNI dan Kemenkes semakin kuat untuk meningkatkan ketahanan kesehatan nasional serta kesiapan menghadapi potensi ancaman wabah penyakit di masa depan,” kata dr. Tanto.
Pada kesempatan tersebut, Puskes TNI juga melakukan sesi demonstrasi penggunaan aplikasi SKDR yang dipandu oleh penanggung jawab sistem kewaspadaan dini dari RS TNI AL (Rumkital) dr. Midiato Suratani untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam input dan analisis data. (at)