Jakarta, IDM โย Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda Fauzi, menyebut TNI AL perlu mempunyai konsep pertempuran baru yang adaptif dalam menghadapi peperangan modern.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan focus group discussion (FGD) dengan narasumber Kepala Staf Koarmada RI Laksamana Muda Didong Rio Duta, Asisten Operasi KSAL Laksamana Muda Yayan Sofian, Wakil Rektor ITTS Onno W Purbo, dan Kepala Balai Deteksi Sinyal BSSN I Putu Rangga Wiradinata di Jakarta, Senin (22/7).
“TNI AL perlu beradaptasi terhadap perkembangan teknologi agar bersiap menghadapi ancaman yang kemungkinan terjadi,” ujar Fauzi, dikutip dari laman TNI AL, Selasa (23/7).
Baca Juga:ย KRI Teluk Lada-521 Bantu Pencarian Kapal Pengangkut BTS Kemenkominfo
Menurutnya, TNI AL perlu merumuskan sebuah konsep pertempuran berbasis jaringan (network centric warfare) dengan memadukan elemen-elemen sistem senjata armada terpadu (SSAT) dan penggunaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tanpa awak.
“Perlu dirumuskan sebuah konsep bertempur yang berbasis network centric warfare dengan memadukan elemen SSAT dan penggunaan pesawat nirawak (drone), pertahanan pangkalan (coastal defence) serta komponen pendukung,” ujar Fauzi.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan perlunya membuat konsep pertempuran baru untuk menghadapi serangan drone tempur.
Baca Juga:ย Tidak Lagi di Akmil, Perwira Karier Bakal Tempuh Pendidikan di Serpong
“Masalah drone memang ini menjadi game changer ya, ini kita harus revisi dan buat konsep pertempuran baru, terutama dalam menghadapi drone, drone unmanned system (pesawat nirawak),” kata Ali di Jakarta, Jumat (8/3) lalu.
Ali mengaku saat ini TNI AL terus melakukan pengembangan teknologi untuk mendukung konsep peperangan tersebut dengan melengkapi alutsista drone.
“Kami sudah punya UAV ScanEagle, ada beberapa buah. Dan kami akan siapkan dan kembangkan terus, bahkan kalau perlu drone yang bisa menyerang,” ucapnya.
Baca Juga:ย TNI AL Tawarkan Kursus Hidrografi hingga Pelatihan Pasukan Khusus ke Malaysia
Selain itu, Ali juga mengungkapkan TNI AL akan memperkuat pangkalan drone di Natuna, yakni Skadron 52, menyusul rawannya konflik di daerah tersebut. Penguatan dilakukan dengan melengkapi sarana dan prasarana di sana.
“Untuk (pangkalan) AL di selat Lampa akan kita perbesar sehingga seluruh unsur kapal, baik kapal besar maupun kapal kecil, dan sarana fasilitas pendukung, bahan bakar juga, kita siapkan di sana,” pungkasnya. (at)