Jakarta, IDM – Sebanyak 2 unit pesawat Hercules C-130 TNI Angkatan Udara (TNI AU) mendarat dengan aman di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/11) usai merampungkan misi kemanusiaan dengan membawa bantuan untuk rakyat Palestina.
Di bawah kendali Mission Commander Kolonel Pnb Subhan, sebanyak 44 personel TNI AU harus menempuh rute penerbangan yang cukup panjang dengan singgah di 4 negara.
Mereka menempuh rute El Arish (Mesir) – Abu Dhabi (UEA) – Mumbai (India) – Yangon (Myanmar) – Lanud Sultan Iskandar Muda (Aceh) โ Lanud Halim Perdana Kusuma (Jakarta).
Baca Juga:ย TNI AU Kehadiran Pesawat Angkut VIP Baru, Falcon 8X A-0801
โAtas nama pimpinan TNI, kami mengucapkan rasa bangga serta rasa hormat kepada seluruh kru dan personel TNI AU yang terlibat dalam misi kemanusiaan ini,โ ungkap Pangkogabwilhan I Laksda TNI Agus Hariadi saat memimpin upacara penyambutan dilansir dari keterangan TNI AU, Kamis (9/11).
Kesuksesan tugas mulia ini merupakan wujud nyata solidaritas bangsa Indonesia yang sekaligus mengandung harapan dan pesan agar setiap bentuk kekerasan di Gaza dapat segera berakhir.
Pesawat Hercules C-130 yang dikerahkan dalam misi kali ini antara lain pesawat dengan tail number A-1327 dan A-1328, yang masing-masing berasal dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan Skadron Udara 31 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.
Baca Juga:ย TNI AL Bangun Lanal Pacitan untuk Perkuat Pertahanan Laut Selatan
Pemerintah Indonesia mengerahkan 2 pesawat itu untuk mengangkut 26 ton logistik bantuan kemanusiaan, dari total bantuan sebanyak 51,5 ton. Puluhan ton bantuan yang diberikan untuk rakyat Palestina itu meliputi alat medis, selimut, tenda, dan logistik yang berasal dari masyarakat, Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, Baznas, dan PMI.
Bantuan-bantuan itu diterbangkan ke Mesir dan diserahkan kepada Bulan Sabit Merah Mesir untuk selanjutnya didistribusikan ke Gaza.
Langkah ini dilakukan lantaran hanya tiga pihak yang diizinkan Israel untuk membawa bantuan masuk, yaitu Bulan Sabit Merah Mesir; Palang Merah Internasional (ICRC); dan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pengungsi UNRWA. (yas)