Jakarta, IDM โ Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan TNI AL bakal terus melanjutkan pengadaan kapal patroli cepat buatan dalam negeri untuk menjaga kedaulatan laut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ali usai meresmikan serah terima dua unit kapal patroli cepat 60 meter, yaitu KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881, di Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (17/12).
“Harapannya ke depan tetap dibutuhkan pembangunan kapal-kapal patroli, baik di galangan kapal negeri maupun swasta,” ungkap Ali kepada awak media.
Baca Juga: Upaya Percepatan Pembangunan Kesejahteraan, Satgas Yonif 6 Marinir Bagikan Sembako di Yahukimo
Menurutnya, TNI AL sangat membutuhkan keberadaan kapal patroli cepat dalam jumlah yang banyak untuk melaksanakan tugas penegakan hukum dan sebagai penjaga keamanan dari berbagai kegiatan ilegal di laut.
“Kapal patroli cepat sangat dibutuhkan, karena perairan kita sangat luas. Garis pantai (wilayah Indonesia) juga sangat panjang, kedua di dunia, untuk itu kita butuh banyak kapal patroli,” kata Ali.
Adapun KRI Hampala-880 ditempatkan di Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XI Merauke, Papua Selatan, wilayah kerja Koarmada III. Sementara KRI Lumba-Lumba-881 memperkuat Lantamal XIII Tarakan, Kalimantan Utara, di bawah Koarmada II.
Ali menjelaskan alasan penempatan KRI Hampala-880 di Merauke, dikarenakan saat ini pemenuhan terhadap kapal patroli cepat di wilayah Koarmada III masih terasa kurang, terlebih dihadapkan dengan luasnya wilayah operasi dan ancaman potensial seperti permasalahan di perbatasan, penangkapan ikan ilegal hingga penyelundupan dan narkotika.
Baca Juga: TNI AD Aktifkan Lahan Tidur Seluas 43 Hektare, KSAD: Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
“Untuk di Koarmada III, di perbatasan yang khususnya dengan Papua Nugini dan Australia, di situ mungkin rawan penyelundupan. Memang kapal (patroli cepat) tidak terlalu banyak, jika dibandingkan dengan Koarmada I dan II,” jelas Ali.
“Oleh karena itu, KRI Hampala-880 untuk menambah dan memperkuat Koarmada III, khususnya di Lantamal XI. Maka kapal patroli ini diharapkan bisa menjaga penegakan hukum, terutama dan mencegah adanya penyelundupan-penyelundupan,” sambungnya.
Selain itu, KRI Lumba-Lumba-881 yang bertugas memperkuat Lantamal XIII di Tarakan bertujuan menjaga mempertahankan kedaulatan laut Indonesia yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan juga untuk dilibatkan dalam patroli trilateral antara Indonesia dengan Malaysia dan Filipina.
Baca Juga: Irjen TNI Buka Rapat Koordinasi Pengawasan TNI-Kementerian Pertahanan
“Untuk yang di Tarakan juga sama itu juga (untuk) perbatasan yang rawan penyelundupan, baik penyelundupan narkoba maupun barang-barang ilegal lainnya. Kapal ini juga akan dilibatkan dalam patroli trilateral antara Malaysia, Indonesia, dan Filipina, ada (patroli terkoordinasi) Indomalphi di sana,” lanjut Ali.
Kedua kapal patroli cepat 60 meter ini merupakan buatan dalam negeri, yakni PT Caputra Mitra Sejati asal Cirebon, Jawa Barat yang dibangun secara bersamaan dalam waktu 26 bulan dan telah melewati uji coba manuver di laut hingga persenjataannya.
“Ini kapal (patroli cepat) ke-10 dan 11 yang diproduksi oleh PT Caputra,” ujarnya. (at)