Selasa, 11 Maret 2025

Komandan KRI Diponegoro Cerita Tugas di Lebanon saat Eskalasi Konflik

Jakarta, IDM – Komandan KRI Diponegoro-365 Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu menceritakan pengalamannya dan seluruh personel Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Konga XXVIII-O Unifil, dalam menjalankan misi perdamaian PBB saat eskalasi konflik di perbatasan Israel-Lebanon.

“Bagi saya pribadi, ini misi perdana. Namun, untuk KRI Diponegoro sudah yang ketiga kalinya mengikuti misi MTF ke Lebanon,” ungkap Wirastyo, saat ditemui di dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (14/2).

Sebagai satgas MTF, seluruh personel dan unsur KRI Diponegoro bertugas menjaga keamanan di Laut Mediterania, Lebanon. Selama di laut, KRI Diponegoro memeriksa aktivitas kapal yang akan masuk dan keluar dari Lebanon.

“Ini untuk menghindari adanya barang-barang yang dilarang, seperti peledak dan senjata,” jelasnya.

Baca Juga:ย TNI AD Kirim 450 Prajurit Jaga Perbatasan Papua

Selain itu, satgas juga membantu kemampuan Angkatan Laut Lebanon (LAF-Navy) untuk mengoperasikan sejumlah alutsista, di antaranta kapal dan helikopter.

“Jadi, istilahnya kita membantu kemampuan, membantu kemampuan dari LAV Navy itu sendiri untuk bisa beroperasi, bisa mengoperasikan kapalnya dengan mandiri,” lanjut Wirastyo.

Selama bertugas, Wirastyo juga mengungkapkan berbagai dinamika yang terjadi di tengah eskalasi konflik perbatasan Israel-Lebanon. Saat itu, situasi ketegangan beberapa kali naik dan turun. Dirinya pun melihat sendiri bagaimana bermacam bentuk serangan lewat udara.

“Setelah Oktober 2023, serangan ke Israel dari Hisbullah itu situasi memang naik turun, seperti roller coaster. Kemudian, pada saat kita awal di sana sampai dengan Juni 2024 itu masih stabil. Sejak September 2024, eksalasi semakin meningkat. Jadi, banyak air strike, drone, segala macam,” ungkapnya.

Baca Juga:ย KSAU Resmikan Wing Udara 9: Langkah Strategis Tingkatkan Daya Tangkal Udara

Tak hanya itu, invasi lewat darat juga dilakukan oleh Israel sehingga menimbulkan dampak yang sangat siginifikan di daerah perbatasan Lebanon bagian selatan.

“(Karena) kami di laut, alhamdulillah, tidak ada eksiden maupun insiden yang terjadi. Kami masih berpatroli seperti biasa. Tidak terjadi gesekan langsung dengan Israel Defense Force (IDF). Kapal-kapal mereka tetap berada di daerah Israel. Meskipun demikian, MTF selalu berkoordinasi dengan license officer dari Israel,” ujar Wirastyo.

Selama eskalasi konflik berlangsung, unsur MTF termasuk KRI Diponegoro justru tidak banyak melakukan pengawasan terhadap aktivitas keluar dan masuk kapal dikarenakan situasi ekonomi yang tidak menentu di Lebanon.

“Kalau aktivitas kapal justru menurun karena konflik, (berdampak) situasi ekonomi tidak menentu di Lebanon sehingga kami hailing pun tidak banyak karena kapal sedikit, tapi aktivitas udara yang naik, dalam hal ini adalah drone maupun pesawat tempur dari Israel,” kata Wirastyo.

Satgas dan KRI Diponegoro lebih banyak bertugas untuk memonitor aktivitas udara, seperti membuat gambaran kompilasi selama siaga tugas di Laut Mediterania, meliputi berapa banyak pesawat tempur dan drone yang melintas.

Baca Juga: Dandim Tasikmalaya Hadiahi Kopral Berangkat Umroh

“Aktivitas udara sangat tinggi. Kami monitor lewat radar, kemudian kami laporkan ke MTF. Tugas kami hanya membuat kompilasi gambaran udara. Jadi, apa yang terjadi di udara selama on task di laut, berapa banyak pesawat tempur dan drone yang lewat, operasinya seperti apa, berapa jam (lewat) tercatat semua oleh kami,” jelasnya.

Wirastyo mengaku, seluruh unsur kapal MTF yang siaga di Laut Mediterania, merasa terprovokasi dengan aktivitas udara yang intens dari militer Israel tersebut. Namun, satgas dan unsur MTF tetap berupaya netral dan imparsial.

“Gerakan-gerakan (pesawat) seperti memutari kapal, kami seperti terprovokasi, tapi kami tidak boleh melaksanakan apa-apa, kami tetap memonitor, standby saja, standby senjata, sensor, kalau dia menyerang, baru kami defense. Namun, selama dia hanya provokasi, orbiting di atas kita, kami sifatnya melaporkan saja, memantau,” cerita Wirastyo.

Adapun KRI Diponegoro yang bertugas dari Januari 2024-Januari 2025 di Lebanon, mengangkut 120 personel satgas yang terdiri dari 105 awak kapal, 9 kru helikopter Panther HS-1305, 1 perwira intelijen, 1 perwira psikologi, 1 perwira kesehatan (dokter), 1 perwira penerangan, 1 penyelam, dan 1 prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska). (at)

Berita Terkait

Berita Terbaru

INFRAME

Sjafrie Sjamsoeddin Menerima Kunjungan Menteri Pertahanan Vietnam

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Vietnam Phan Van Giang di Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Jakarta, Senin (10/3).

Edisi Terbaru

Subscribe hubungi bagian Sirkulasi
WhatsApp 0811 8868 831
isi form subscribe

Baca juga

Populer