Jakarta, IDM – TNI Angkatan Udara (TNI AU) kembali dikerahkan untuk mengemban misi kemanusiaan. Terbaru, para penjaga dirgantara nusantara ini bertugas untuk mengirim bantuan sosial bagi korban Badai Mocha di Myanmar.
Sesuai perintah Panglima TNI Laksamana Yudo Margono kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, TNI AU mengerahkan satu unit pesawat angkutnya, yakni C-130 Hercules.
Pesawat tersebut berasal dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Pesawat yang diawaki oleh Komandan Skadron Udara 31 Letkol Pnb Anjoe Manik itu lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Yangon, Myanmar pada Senin (26/6).
Baca Juga:ย PBB Tunjuk KRI Frans Kaisiepo-368 Pimpin Latihan di Laut Mediterania
Dikutip dari keterangan Dispenau yang diterima redaksi IDM, pesawat dengan tail number A-1320 tersebut membawa sejumlah bantuan, meliputi Emergency Shelter Tool Kit (656 Ea), Shelter (390 Ea), Water Filtration System (2 unit) dan Jerry Can (780 Ea).
Di dalam perjalanannya, pesawat C-130H dengan call sign Rajawali 01 itu terlebih dahulu transit di Subang Air Base Malaysia untuk melakukan loading bantuan kemanusiaan dari gudang ASEAN Coordinating Humanitarian Assistance (AHA).
Setibanya di Yangon, Myanmar, pesawat kemudian melakukan proses unloading dan distribusi logistik. Usai proses unloading selesai, pesawat A-1320 dijadwalkan kembali ke tanah air pada Selasa (27/6).
Baca Juga:ย Pasukan Marinir Kerahkan Sejumlah Tank Perang untuk Armada Jaya 2023
Sebagai informasi, misi kemanusiaan yang diemban oleh TNI AU kali ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, TNI AU juga tercatat mengirim bantuan logistik untuk korban bencana gempa alam di Turki pada Februari 2023.
Saat itu, pesawat TNI AU tidak hanya sekadar mengirim bantuan logistik, namun bantuan Indonesia juga diwujudkan dalam bentuk kesiagaan kru pesawat TNI AU dalam mendistribusikan bantuan logistik dan mengevakuasi para pengungsi yang terdampak gempa di Turki.
Yang menarik, Indonesia menjadi satu-satunya yang meminjamkan pesawat angkut kepada pemerintah Turki saat itu. (yas)