Jakarta, IDM โย Kepala Biro Informasi Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menyebut jika pertemuan 2+2 antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan dari Indonesia dan Tiongkok yang digelar beberapa waktu lalu merupakan wadah dalam melakukan diplomasi.
Hal tersebut disampaikan Frega usai pertemuan Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin dengan Kepala Staf Gabungan Pasukan Beladiri Jepang General Yoshida Yoshihide di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (25/4).
โKita menjadi negara pertama yang memang menjadi mitra 2 plus 2 dari Tiongkok walaupun sebelumnya memang di konteks 2 plus 2 ini kita pernah dengan Australia, kemudian dengan Jepang, dan bahkan juga dengan Perancis,โ jelas Frega.
Baca Juga: Kebudayaan Indonesia Warnai Medal Parade Satgas BGC 39-F/MONUSCO di Kongo
Dalam pertemuan 2+2 tersebut, lanjut Frega, beberapa topik menjadi pembahasan seperti latihan bersama dan potensi peluang untuk berkolaborasi sektor industri pertahanan.
โKarena industri pertahanan Tiongkok kan saat ini juga sudah cukup maju,โ sambungnya.
Ia menjelaskan, pertemuan 2+2 di Tiongkok pada prinsipnya adalah implementasi dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dengan berkawan dengan siapa saja untuk memenuhi kebutuhan modernisasi alutsista serta menjaga stabilitas dan perdamaian.
Baca Juga: TNI Siap Gempur Krisis Pangan dengan Kompi Produksi
โKalau kemarin saya simak adalah bagaimana membuka peluang kerja sama yang konkret dan menguntungkan bagi kedua negara dengan tetap memperhitungkan dan menghormati kedaulatan kemudian juga ada mutual interest dan juga mutual benefit yang bisa dirasakan oleh Indonesia dengan Tiongkok,โ kata Frega.
Frega berharap, pertemuan seperti 2+2 bisa dilakukan Indonesia dengan banyak negara karena dinilai efektif.
โDengan hadirnya Menlu dan Menhan itu menunjukkan komitmen karena ini juga merupakan pendelegasian dari Bapak Presiden Prabowo bagaimana kita meningkatkan kemitraan dengan banyak negara,โ ucapnya. (nhn)