Jakarta, IDM – Israel kembali melakukan serangan udara dan darat di Gaza yang menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina termasuk seorang jurnalis dan staff penyelamat.
Dilansir dari Al Jazeera, Senin (16/12), serangan udara Israel pada beberapa waktu lalu menghantam layanan darurat di area pasar Nuseirat di Jalur Gaza tengah, yang menewaskan jurnalis Al Jazeera TV Ahmed Al-Louh dan lima orang lainnya.
“Markas besar darurat sipil di kamp Nuseirat terkena serangan saat kru berada di sana. Layanan darurat sipil adalah layanan kemanusiaan dan bukan layanan politik. Mereka bekerja di masa perang dan damai untuk melayani masyarakat,” kata Zaki Emadeldeen otoritas layanan darurat sipil, seraya menambahkan bahwa tempat itu terkena serangan udara Israel secara langsung.
Baca Juga: Rusia Luncurkan Serangan Udara Skala Besar ke Infrastruktur Energi Ukraina
Selain itu, serangan Israel ke sebuah rumah di kamp Nuseirat menewaskan lima orang. Serangan udara lainnya menghantam sekelompok orang yang bertugas melindungi truk bantuan di Kota Gaza, beberapa orang terluka tetapi tidak diketahui jumlah pastinya.
Sedikitnya 11 orang tewas dalam tiga serangan udara Israel terhadap beberapa rumah di Kota Gaza. Yaitu sembilan orang tewas di kota Beit Lahiya, Beit Hanoon dan kamp Jabalia dan dua orang tewas akibat tembakan drone di Rafah.
Militer Israel mengklaim tiga rumah di Kota Gaza itu milik militan yang merencanakan serangan dalam waktu dekat. Sehingga, dikatakan bahwa langkah tegas diambil untuk mengurangi risiko bagi warga sipil.
Baca Juga: AS-Turki Dukung Stabilitas Suriah dan Gencatan Senjata Gaza
Al Jazeera juga melaporkan sekitar 15 warga Palestina tewas setelah pasukan Israel menyerbu Sekolah Khalil Oweida di Beit Hanoon. Beberapa warga lainnya juga tewas dalam serangan di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza utara; dan di Shujayea, Khan Younis.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sekitar 44.976 warga Palestina telah tewas dan 106,759 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak 7 Oktober tahun lalu. (bp)