Jakarta, IDM โ Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menggelar Rapat Kerja Teknis Perumusan Strategi Kamla bertajuk โPeningkatan Kolaborasi Pengamanan Laut Sulawesi-Suluโ yang berlangsung secara hybrid Jakarta, Senin (01/11).
Dalam sambutan Kepala Bakamla RI yang dibacakan oleh Deputi Kebijakan dan Strategi Bakamla RI Laksda Bakamla Tatit Eko Witjaksono, S.E., M.Tr(Han), kegiatan ini diselenggarakan untuk mewujudkan sinergitas pengelolaan keamanan dan keselamatan laut secara terpadu, khususnya pada Laut Sulawesi – Sulu.
โLaut Sulawesi yang berdekatan dengan Samudera Pasifik, sudah barang tentu menjadi rute pelayaran internasional yang strategis. Oleh sebab itu, Indonesia menetapkan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) II untuk mendukung aktivitas pelayaran di wilayah tersebutโ, ucap Laksda Bakamla Tatit saat membacakan sambutan Kepala Bakamla RI.
Terkait dengan ALKI II, pada dasarnya Laut Sulawesi – Sulu adalah Tri Border Area yang melibatkan tiga negara, yaitu Indonesia, Filipina dan Malaysiaโ, lanjutnya.
โDengan demikian, kompleksitas di area tersebut harus diminimalisir oleh berbagai pihak terkait di Indonesia dan negara tetanggaโ, tutur Laksda Tatit seraya mengakhiri sambutan Kepala Bakamla RI, diikuti dengan membuka secara resmi jalannya kegiatan Rakernis.
Pada kesempatan yang sama Direktur Strategi Keamanan Laut Bakamla RI Laksma Bakamla Joko Sutrisno, M.Si(Han) menyatakan bahwa pengaturan penjagaan keamanan laut pada Tri Border Area cenderung memiliki kompleksitas tinggi. โPengamanan Tri Border Area cukup kompleks karena berkaitan dengan kolaborasi antar aparat penegak hukum di tiga negaraโ, ucap Laksma Bakamla Joko Sutrisno dalam sambutannya.
โMenghadapi tantangan yang ada, kolaborasi menjadi kata kunci dalam upaya penanggulangan acaman yang mungkin terjadiโ, lanjutnya. Diharapkan langkah-langkah pengamanan terbaik didapatkan dari kegiatan Rakernis ini. (YAS)