Jakarta, IDM โย Drone jarak pendek merupakan senjata yang paling banyak memakan korban dibanding serangan Rusia lainnya di Ukraina sepanjang bulan Januari lalu.
Berdasarkan laporan Misi Pemantauan HAM PBB di Ukraina (Human Rights Monitoring Mission in Ukraine/HRMMU), sekitar 139 warga sipil tewas dan 738 terluka pada Januari 2025. Sebagian besar serangan itu dilakukan oleh drone jarak pendek.
“Drone jarak pendek kini menjadi salah satu ancaman paling mematikan bagi warga sipil di wilayah garis depan,” kata kepala HRMMU Danielle Bell, melansir Un.org, Kamis (13/2).
Baca Juga:ย Perdana Mentri Israel Ancam Akhiri Gencatan Senjata Gaza
Lebih lanjut, HRMMU melaporkan bahwa 95 persen korban serangan drone jarak pendek pada Januari itu terjadi di wilayah yang dikuasai Ukraina, sedangkan lima persen lainnya terjadi di wilayah yang diduduki Rusia.
Adapun, serangan itu banyak menggunakan drone first-person-view, yakni drone yang diterbangkan menggunakan umpan video langsung yang dikirimkan dari kamera di drone ke sepasang kacamata atau monitor operator. Hal itu memungkinkan operator untuk mengidentifikasi dan melacak target mereka dengan presisi.
Meskipun secara teori teknologi itu seharusnya memungkinkan operator drone untuk membedakan antara target militer dan sipil, temuan HRMMU menunjukkan hal yang sebaliknya.
Baca Juga: Tolak Rencana Trump, Mesir Siapkan Proposal Rekonstruksi Gaza
โData kami menunjukkan pola yang jelas dan mengganggu dari penggunaan drone jarak pendek dengan cara yang membahayakan warga sipil,โ kata Bell.
“Kamera di pesawat nirawak (drone) seharusnya memungkinkan operator untuk membedakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi antara warga sipil dan sasaran militer, namun warga sipil terus terbunuh dalam jumlah yang mengkhawatirkan,” jelasnya. (bp)