Jakarta, IDM โ Iran menegaskan bahwa negaranya akan terus mengembangkan program nuklir yang sesuai dengan haknya dalam Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir. Hal itu diungkapkan usai Israel dan AS berkomitmen untuk melawan ambisi nuklir Iran.
“Program nuklir damai Iran sedang berlangsung, dan telah berlangsung selama tiga dekade terakhir, berdasarkan hak-hak Iran sebagai anggota dalam Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklirโฆ kami pasti tidak akan menunjukkan kelemahan apa pun dalam hal ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei, melansir Reuters, Selasa (18/2).
Baca Juga: Susul Inggris, Swedia akan Pertimbangkan Kirim Pasukan ke Ukraina Pascaperang
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio di Yerusalem, dan mengatakan bahwa keduanya bertekad untuk menggagalkan program nuklir Iran dan pengaruhnya di Timur Tengah.
“Israel dan Amerika bahu-membahu dalam melawan ancaman Iran. Kami sepakat bahwa para ayatollah tidak boleh memiliki senjata nuklir dan juga sepakat bahwa agresi Iran di kawasan itu harus dihentikan,” imbuh Netanyahu.
Senada, Rubio menyebut Iran merupakan pendukung kelompok teroris yang mengancam perdamaian dan stabilitas global. “Di balik setiap kelompok teroris, di balik setiap tindakan kekerasan, di balik setiap aktivitas yang mengganggu stabilitas, di balik segala hal yang mengancam perdamaian dan stabilitas bagi jutaan orang yang menyebut wilayah ini sebagai rumah mereka adalah Iran,” katanya.
Baca Juga: Kapal Perang Kanada Melintasi Selat Taiwan, Cina: Merusak Stabilitas Perdamaian
Ketegangan Israel-Iran telah berlangsung selama beberapa dekade. Iran, yang ingin memperkaya uranium untuk tujuan damai, juga telah mendukung kelompok di Timur Tengah yang menggambarkan diri mereka sebagai “Poros Perlawanan” terhadap Israel dan AS.
Poros Perlawanan ini tidak hanya mencakup Hamas melainkan termasuk Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan berbagai kelompok bersenjata di Irak serta Suriah. Sejak perang di Gaza pecah pada Oktober 2023, Israel mengklaim telah membunuh para pemimpin Hamas dan Hizbullah. Israel dan Iran pun telah saling melakukan serangan balasan. (bp)