Jakarta, IDM โย Calon pengawak KRI Brawijaya-320 mengikuti pelatihan Kesatuan Persiapan Pengambilan Kapal (KPPK), di Surabaya, Senin (17/2) jelang kedatangan unit pertama Offshore Patrol Vessel (OPV) atau PPA asal Italia tersebut ke Indonesia, pada 2025 ini.
Kepala Staf Koarmada II Laksamana Pertama Isswarto, menjelaskan para calon pengawak dituntut menguasai teknologi dan sistem persenjataan modern yang terdapat pada KRI Brawijaya-320.
“Penguasaan teknologi dan sistem persenjataan modern adalah kunci utama keberhasilan setiap penugasan yang akan diemban. Kapasitas dan kapabilitas pengawak pertama KRI Brawijaya-320 diharapkan mumpuni, sesuai tanggung jawab masing-masing,” jelasnya, dikutip dari keterangan Dispen Koarmada II, Selasa (18/2).
Dia mengatakan, KRI Brawijaya-320 yang akan menjadi salah satu armada kapal perang terbaru di Koarmada II, merupakan wujud dari upaya modernisasi alutsista TNI AL.
Baca Juga:ย TNI AD Gelar Patroli Patok Batas Bersama Timor Leste
“Kapal perang ini adalah bagian dari strategi pertahanan negara yang akan memperkuat sistem pertahanan laut nasional, dan kapal ini menuntut kesiapan personel yang mumpuni dalam pengoperasian dan pemeliharaannya,” kata Isswarto.
Menurutnya, pelatihan KPPK adalah langkah strategis untuk membekali para prajurit sebagai calon pengawak KRI Brawijaya-320 dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, agar mampu mengawaki kapal perang secara profesional, sesuai standar operasional yang telah ditetapkan dan fungsi asasi dari kapal tersebut.
“Calon pengawak harus selalu siap menghadapi tantangan yang ada di lautan, sebab dengan adanya kapal baru ini tugas dan tanggung jawab semakin besar dalam menjaga kedaulatan negara dan melaksanakan operasi,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, mengungkapkan kedatangan unit pertama kapal PPA di Indonesia, pada akhir Mei 2025 mendatang.
Baca Juga:ย KSAD Lepas Tim Ekspedisi untuk Data Populasi Macan Tutul
Awalnya, unit pertama direncanakan tiba pada Oktober 2024 dan unit kedua menyusul pada April 2025. Namun, Ali kembali mengungkapkan kedatangan unit pertama mundur pada awal 2025 dan berubah kembali mengalami perubahan pada Juni 2025.
“Kedatangan PPA diperkirakan akhir Mei, mudah-mudahan sudah bisa datang kapal pertama. Kapal yang kedua, mungkin beberapa bulan setelah itu,” ujar Ali, Jakarta, Selasa (4/2) lalu.
Dia mengaku unit kapal PPA yang dipesan oleh pemerintah Indonesia untuk TNI AL, sudah dalam kondisi siap. Namun, proses kedatangan kapal dinilai lama karena menunggu para prajurit TNI AL yang akan dikirimkan ke Italia untuk mengikuti latihan calon awak.
“Sebenarnya, kapalnya sudah siap, tapi kan harus dilaksanakan latihan-latihan di sana. Jadi, cawak kami akan diberangkatkan (ke Italia). Mungkin awal Maret untuk pengawaknya, tapi satgas sudah ada di sana dan sekarang sudah mulai menyiapkan semua perangkat lunak (software) untuk kapal tersebut,” jelasnya.
Baca Juga: Dukung Program Ketahanan Pangan, Lanud Adisutjipto Tanam 5.000 Benih Jagung
Tugas PPA Jaga Laut Cina Selatan dan Indonesia Timur
Ali juga sempat mengungkapkan pembagian wilayah tugas terhadap PPA dari Italia yang segera memperkuat armada TNI AL, yakni KRI Brawijaya-320 di wilayah kerja Koarmada II dengan jangkauan operasi yang mampu mencapai area timur, yakni di Koarmada III.
“KRI Brawijaya akan ditempatkan di Koarmada II, tapi operasinya bisa sampai ke Koarmada III untuk mendukung keamanan di laut Papua ya, di sekitar Papua,” ungkapnya.
Sedangkan KRI Prabu Siliwangi-321 bakal ditempatkan di wilayah kerja Koarmada I dan ditugaskan untuk menjaga keamanan perairan di barat.
“Sesuai namanya, KRI Prabu Siliwangi akan ditempatkan di wilayah Indonesia barat. Jadi, dia akan bertugas mengamankan perairan di wilayah barat, termasuk sampai ke Laut Cina Selatan,” kata Ali.
Adapun Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Fincantieri, Italia, menyepakati kontrak pembelian dua unit PPA kelas Thaon di Revel, pada Maret 2024 untuk TNI AL. PPA itu memiliki spesifikasi panjang 143 meter dan lebar kapal sekitar 16,5 meter, bobot perpindahan 6.250 ton (muatan penuh), kecepatan maksimum lebih dari 30 knot, dan daya jelajah 5.000 mil laut. Kapal ini diklaim memiliki kemampuan multifungsi dan peperangan empat dimensi yang didukung peralatan dan sistem teknologi terkini. (at)