Jakarta, IDM โย Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) dalam mengakhiri perang Ukraina tidaklah mudah.
AS selaku mediator dalam perang Rusia-Ukraina telah mengusulkan proposal gencatan senjata parsial selama 30 hari. Meskipun pihak-pihak berkonflik menyepakati proposal itu, keduanya masih saling serang infrastruktur energi.
Baca Juga:ย Komandan Pangkalan Militer Dipecat Usai Mengkritik Agenda AS Terhadap Greenland
Dilansir dari Reuters, Selasa (15/4), Lavrov mengatakan bahwa ada poin-poin utama yang harus dibahas dan disepakati jika ingin mengakhiri konflik sepenuhnya. Dengan demikian, Rusia masih mempertimbangkan kesepakatan dengan sangat hati-hati.
“Tidak mudah untuk menyetujui komponen-komponen utama kesepakatan. Komponen-komponen itu sedang dibahas. Kami sangat menyadari seperti apa kesepakatan yang saling menguntungkan yang tidak pernah kami tolak, dan seperti apa kesepakatan yang dapat membawa kami ke dalam perangkap lain,” katanya dalam wawancara media lokal Kommersant.
Baca Juga: Israel Tawarkan Proposal Gencatan Senjata Baru
Lebih lanjut, Lavrov menegaskan posisi Rusia yang telah disebutkan oleh Presiden Vladimir Putin. Rusia menuntut Ukraina untuk secara resmi menghentikan ambisi menjadi anggota NATO dan menarik pasukan dari seluruh empat wilayah Ukraina yang diklaim Rusia.
“Kita berbicara tentang hak-hak orang-orang yang tinggal di tanah-tanah ini. Itulah sebabnya tanah-tanah ini sangat berharga bagi kita. Dan kita tidak bisa menyerahkannya, membiarkan orang-orang diusir dari sana,” imbuhnya. (bp)