Jakarta, IDM โ Israel menawarkan proposal gencatan senjata baru selama 45 hari kepada Hamas dengan syarat setengah dari total sandera yang tersisa dibebaskan dan Hamas harus melucuti persenjataannya.
Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (15/4), Mesir dan Qatar selaku mediator telah menyampaikan proposal gencatan senjata baru Israel itu kepada Hamas. Proposal itu berbunyi “mencakup pembebasan setengah dari sandera pada minggu pertama perjanjian, perpanjangan gencatan senjata setidaknya selama 45 hari, dan masuknya bantuan.”
Baca Juga: Terkait Ukraina, Rusia Sebut Komunikasi dengan AS Berjalan Baik
Namun, dua elemen dari proposal itu tidak dapat diterima Hamas khususnya permintaan Israel terkait pelucutan senjata telah melewati ‘garis merah’. Otoritas Hamas Sami Abu Zuhri menekankan bahwa kunci untuk mencapai kesepakatan adalah penarikan penuh Israel dan mengakhiri perang di Gaza, bukan pelucutan senjata Hamas.
“Permintaan untuk melucuti senjata Hamas tidak dapat diterima. Ini bukan sekadar garis merah. Ini adalah sejuta garis merah,” kata Zuhri.
Baca Juga: Komandan Pangkalan Militer Dipecat Usai Mengkritik Agenda AS Terhadap Greenland
“Mimpi Netanyahu dan para pendukungnya tidak dapat dicapai karena Hamas adalah gerakan yang membela rakyatnya sendiri dan karena Palestina ingin membebaskan tanah mereka. Selama masih ada pendudukan, perlawanan akan terus berlanjut dan senjata akan tetap berada di tangan perlawanan untuk membela rakyat dan hak-hak kami,” sambungnya.
Adapun, Israel melaporkan bahwa Hamas telah menyandera 251 orang saat melakukan serangan pada 7 Oktober 2023. Sekitar 58 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut Israel telah tewas. (bp)