Jakarta, IDM โ Lanud Halim Perdanakusuma, sebagai salah satu jajaran di TNI Angkatan Udara (TNI AU), mendukung pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
โDukungan penuh Lanud Halim Perdanakusuma dalam operasi ini menjadi bagian dari komitmen TNI AU dalam menjalankan misi kemanusiaan dan mendukung ketahanan nasional, serta sejalan dengan semangat TNI AU AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis) yang dicanangkan oleh KSAU Marsekal TNI M. Tonny Harjono,โ tulis Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) dalam keterangan resminya dikutip Kamis (6/3).
Baca Juga: Danskadron 17: Pendidikan Transisi Penting dalam Membentuk Penerbang yang Andal dan Profesional
Selain itu, TNI AU juga akan terus mengoptimalkan perannya dalam upaya mitigasi bencana dengan mengedepankan sinergi lintas instansi guna melindungi masyarakat dari dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
Secara umum, Operasi Modifikasi Cuaca yang digelar di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (5/3) tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah antisipatif dalam mengendalikan curah hujan. Harapannya, langkah tersebut dapat mengurangi risiko banjir serta longsor di sejumlah wilayah yang terdampak cuaca ekstrem, khususnya di Jabodetabek.
โSebagai pangkalan udara utama di Ibu Kota, Lanud Halim Perdanakusuma tidak hanya menyediakan Posko OMC, tetapi juga memastikan kelancaran operasional dengan memfasilitasi parkir pesawat, penyimpanan peralatan pendukung, serta koordinasi lalu lintas penerbangan,โ jelas Dispenau.
Baca Juga: Pasmar 1 Cek Kesiapan Jelang Pengukuhan Bintang Tiga Dankormar
Pesawat Cessna Caravan 208B dengan nomor registrasi PK-SNP dikerahkan untuk membawa 1.000 kg bahan semai per sortie, yang terdiri dari garam (NaCl) dan kalsium oksida (CaO). Bahan semai tersebut akan disebarkan di Perairan Utara Jawa Barat dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
โPersonel TNI AU berperan aktif dalam pemuatan bahan semai ke dalam pesawat yang akan digunakan untuk penyemaian di udara. Dan sebanyak delapan sortie penerbangan dijadwalkan untuk menyemai bahan semai di wilayah yang telah ditentukan berdasarkan analisis cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),โ pungkas Dispenau. (yas)