Jakarta, IDM โย Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan alasan penempatan dua unit kapal perang jenis patroli cepat 60 meter, yakni KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881.
Adapun pada hari ini, Ali resmi menyerahkan kedua kapal patroli cepat 60 meter tersebut untuk memperkuat Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XI di Merauke, Papua Selatan dan Lantamal XIII di Tarakan, Kalimantan Utara.
Dia mengungkapkan penempatan KRI Hampala-880 di Merauke, wilayah kerja Koarmada III dikarenakan rawan sejumlah kegiatan ilegal, salah satunya penyelundupan di perbatasan sekitar Papua Nugini dan Australia.
Baca Juga:ย Sebanyak 130 Prajurit Wanita Digembleng di Markas PMPP, Siap Jalankan Misi PBB
Menghadapi hal tersebut, keberadaan KRI Hampala-880 sebagai armada baru untuk menambah jumlah kapal patroli cepat yang dinilai masih kurang di jajaran Koarmada III.
“KRI Hampala-880 yang di Papua untuk menjaga perbatasan, dan juga (karena) di Koarmada III memang kapal-kapal (patroli cepat) tidak terlalu banyak tidak jika dibandingkan dengan Koarmada I dan II,” ungkap Ali, usai peresmian KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881, di Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (17/12).
“Oleh karena itu, KRI Hampala-880 untuk menambah dan memperkuat Koarmada III, khususnya di Lantamal XI. Maka kapal patroli ini diharapkan bisa menjaga penegakan hukum, terutama dan mencegah adanya penyelundupan-penyelundupan,” imbuhnya.
Baca Juga:ย KSAL Serahkan Dua Kapal PC 60 untuk Pangkalan di Merauke dan Tarakan
Selain itu, KRI Lumba-Lumba-881 yang bertugas memperkuat Lantamal XIII di Tarakan bertujuan menjaga mempertahankan kedaulatan laut Indonesia yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan juga untuk dilibatkan dalam patroli trilateral antara Indonesia dengan Malaysia dan Filipina.
“Untuk yang di Tarakan juga sama itu juga (untuk) perbatasan yang rawan penyelundupan, baik penyelundupan narkoba maupun barang-barang ilegal lainnya. Kapal ini juga akan dilibatkan dalam patroli trilateral antara Malaysia, Indonesia, dan Filipina, ada (patroli terkoordinasi) Indomalphi di sana,” jelas Ali.
Kedua kapal patroli cepat 60 meter ini merupakan buatan dalam negeri, yakni PT Caputra Mitra Sejati asal Cirebon, Jawa Barat yang dibangun secara bersamaan dalam waktu 26 bulan dan telah melewati uji coba manuver di laut hingga persenjataannya.
Baca Juga:ย Operasi Serangan Senyap Prajurit Ujwala Yudha dari Helikopter
Ali mengatakan, pembangunan KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881 merupakan bentuk keberhasilan kolaborasi dengan industri pertahanan nasional.
“Harapan saya, galangan kapal nasional akan terus berinovasi dan meningkatkan kapasitasnya sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri sekaligus memperkokoh kemandirian bangsa dalam sektor pertahanan,” kata Ali. (at)