Jakarta, IDM – TNI Angkatan Udara (TNI AU) menggelar pelatihan “Dangerous Goods Handling 2025” di DPPU Halim Perdanakusuma, Jakarta selama lima hari sejak 17 hingga 21 Maret 2025.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi personel dalam menangani barang berbahaya sesuai dengan standar keselamatan penerbangan internasional. Pasalnya, pemahaman yang baik tentang penanganan barang berbahaya merupakan aspek fundamental dalam mendukung kelancaran operasional penerbangan dan keselamatan kerja di lingkungan TNI AU.
Baca Juga: Terkait Jabatan Prajurit TNI di Luar 14 K/L, Kapuspen: Proses Undur Diri
“Pelatihan ini memberikan wawasan dan keterampilan teknis bagi personel dalam menangani barang berbahaya dengan aman, efektif, serta sesuai regulasi ICAO dan IATA. Dengan memiliki lisensi Dangerous Goods Handling, para peserta diharapkan mampu menerapkan standar keselamatan ketat guna mendukung kelancaran misi penerbangan TNI AU,” ungkap Kepala Dinas Materiel Angkatan Udara (Kadismatau) Marsma TNI R. Moch. Rosyidi dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sesdismatau Kolonel Kal Edi Siswoyo.
Latihan yang sama juga menjadi sarana bagi TNI AU untuk semakin profesional dalam memastikan keamanan operasional penerbangan, sekaligus memperokoh peran dalam mendukung keselamatan misi pertahanan udara nasional.
Baca Juga: TNI Beberkan Proses Perekrutan Prajurit yang Akan Ditempatkan di Kementerian/Lembaga
Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) dalam keterangan resminya yang dikutip Selasa (25/3) menjelaskan, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara TNI AU dan PT Pertamina Patra Niaga, dengan melibatkan 10 perwakilan dari Lanud dan Skadron Udara, termasuk Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Lanud Manuhua Biak, Lanud Silas Papare Jayapura, Lanud Yohanis Kapiyau Timika, Lanud J.A. Dimara Merauke, serta Skadron Udara 31, Skadron Udara 32, Skadron Udara 33, Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8.
“Dalam sesi materi, peserta dibekali pemahaman mendalam mengenai klasifikasi barang berbahaya, teknik pengemasan, dokumentasi, serta prosedur pengiriman yang benar sesuai regulasi penerbangan sipil dan militer. Pelatihan ini juga menekankan pentingnya budaya safety, disiplin, dan tanggung jawab dalam operasional sehari-hari guna mengurangi risiko dalam pengelolaan barang berbahaya,” pungkas Dispenau. (yas)