Jakarta, IDM โย TNI di Tapanuli Selatan menggelar kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addari (Syahada). Kuliah ini menghadirkan narasumber Dandim 0212/Tapanuli Selatan, Letkol Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo dengan tema Revisi UU TNI Tahun 2025 Dalam Menjawab Tantangan Ancaman Multidimensionalโ beberapa waktu lalu.
Dilansir keterangan Pendam I/Bukit Barisan, Sabtu (19/4) kegiatan ini diikuti sekitar 1.500 mahasiswa dari berbagai fakultas. Letkol Delli Yudha membawakan materi seputar tantangan-tantangan baru yang dihadapi Indonesia dalam konteks perubahan global dan relevansi revisi UU TNI Tahun 2025.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara TNI dan sivitas akademika dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengajak mahasiswa untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan.
Baca Juga: KSAD Terima Medali Kehormatan dari Singapura, Andil Tingkatkan Kerja Sama Militer
โPerubahan dunia saat ini tidak hanya membawa kemajuan, tetapi juga menghadirkan tantangan baru bagi pertahanan negara. Bahaya radikalisme dan disintegrasi bangsa sering kali menyasar generasi muda,โ ujarnya.
Lebih lanjut dalam kesempatan itu Letkol Delli Yudha juga mengulas sejarah perjuangan bangsa dan menegaskan pentingnya mempertahankan ideologi Pancasila sebagai dasar negara. Ia mengingatkan mahasiswa agar tetap kritis dalam berpikir, namun tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu provokatif yang dapat memecah belah persatuan.
TNI Terbuka Terhadap Kritik dan Gagasan
Sebelumnya diskusi yang sama juga dilakukan Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Rio Firdianto di Universitas Dharmawangsa, Kamis, (17/4). Kegiatan ini diikuti 300 mahasiswa dari berbagai kampus di Sumatera Utara dan digagas oleh Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEMSI) wilayah Sumut.
Dalam sambutannya, Pangdam menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa sebagai agen perubahan dan TNI sebagai penjaga kedaulatan negara. Ia menyebut forum ini sebagai momentum strategis untuk membangun sinergi menghadapi tantangan kebangsaan, termasuk penyebaran hoaks, radikalisme, dan disinformasi.
โTNI bukan institusi yang tertutup. Kami terbuka terhadap kritik dan gagasan dari generasi muda demi menjaga keutuhan NKRI,โ kata Pangdam Mayjen TNI Rio Firdianto saat itu.
Baca Juga: Optimalisasi Penggunaan Aset Negara, Lanud SMH Terima Aset Eks Bandara SMB II Palembang
Diskusi berlangsung dinamis dengan sejumlah mahasiswa menyoroti isu revisi UU TNI Nomor 34 Tahun 2004, khususnya Pasal 7, 47, dan 53. Mereka menyoroti perlunya kejelasan tugas non-militer TNI, netralitas di jabatan sipil, serta sinergi peradilan militer dan umum.
Menanggapi hal tersebut, Asrendam I/BB Kolonel Arh Bambang Sukisworo menyatakan bahwa TNI terbuka terhadap masukan dari mahasiswa.
โPandangan kritis dari mahasiswa merupakan kontribusi penting dalam perumusan kebijakan pertahanan yang relevan,โ ujarnya. (rr)