Jakarta, IDM โย Komandan Lanud Raden Sadjad Kolonel Pnb Dedy Iskandar mengatakan, program Program Konversi Penerbang Angkatan ke-4 dan Transisi Payload Operator Angkatan Ke -1 Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesiapan TNI Angkatan Udara (TNI AU) dalam menghadapi tantangan teknologi modern.
Hal tersebut disampaikan Kolonel Pnb Dedy saat menutup program tersebut di Shelter Hanggar Skadron Udara 52, Lanud Raden Sadjad (RSA), Natuna, Selasa (15/10).
Baca Juga:ย Marinir Cek Kesiapan Jelang Latma Keris Woomera Bareng Australia
“Program ini bertujuan untuk mempersiapkan penerbang dan operator PTTA yang andal, yang berperan penting dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia,” ujar Kolonel Dedy dikutip dari Penerangan Lanud RSA dalam instagram @lanud_radensadjad, Kamis (17/10).
Pada angkatan keempat ini, sebanyak empat personel dinyatakan berhasil menyelesaikan program. Mereka adalah Letda Pnb Teddy Ardika Ramadhani, Letda Pnb Rizky Setyo Maulana, Letda Pnb Pradana Angger Prayogo, serta payload operator Letda Lek Didit Afrian Nugraha.
Kepada keempatnya, Danlanud RSA menyampaikan apresiasi dan menyebut bahwa keberhasilan mereka dalam menyelesaikan program ini merupakan bukti dedikasi dan komitmen dalam menjalankan tugas negara.
Baca Juga:ย HUT ke-77, KSAU Harap Kopasgat Terus Memperkuat Diri
Lebih lanjut Danlanud RSA berharap, keterampilan baru yang telah diperoleh melalui program ini dapat digunakan dengan baik dalam menjalankan tugas di masa depan, khususnya dalam pengoperasian PTTA.
โSemoga keahlian ini terus membawa kontribusi besar bagi TNI AU dan pertahanan udara nasional,โ pungkas Dedy. (yas)