Jakarta, IDM โ Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr sepakat untuk mempererat kerja sama pertahanan dan meningkatkan pembagian informasi intelijen di tengah sengketa wilayah dengan Cina.
Dilansir dari Japan.kantei.go.jp, laman pemerintah Jepang, Rabu (30/4), Ishiba melakukan kunjungan perdana ke Filipina sejak menjabat pada Oktober tahun lalu. Ia mengatakan bahwa kedua negara menentang “upaya untuk mengubah status quo di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan dengan kekerasan atau paksaan”.
Baca Juga: AS Desak Korut Berhenti Kirim Pasukan untuk Bantu Rusia Melawan Ukraina
Pertemua ini juga untuk menindaklanjuti perjanjian Reciprocal Access Agreement (RAA) antara Jepang dan Filipina tahun lalu, yang mengizinkan keduanya untuk saling mengerahkan pasukan di wilayah masing-masing sekaligus menggelar latihan gabungan.
“Kedua pemimpin menyambut baik kemajuan yang dicapai dalam implementasi Reciprocal Access Agreement (RAA) Jepang-Filipina dan sepakat untuk memulai negosiasi Acquisition and Cross-Servicing Agreement (ACSA) guna memperkuat kolaborasi operasional,” katanya.
Baca Juga: Perdana Menteri Nielsen Tegaskan Greenland Tidak Bisa Dibeli
Jepang memiliki sengketa wilayah dengan Cina atas pulau-pulau karang Senkaku di Laut Cina Timur, sedangkan Cina menyebutnya sebagai Kepulauan Diaoyu. Begitupun dengan Filipina, yang juga bersengketa dengan Cina di Laut Cina Selatan.
Keduanya telah mengambil sikap tegas terhadap Cina yang seringkali bersikap provokatif khususnya di Laut Cina Selatan. Berdasarkan ketetapan arbitrase internasional pada tahun 2016, klaim sepihak Cina atas wilayah itu tidak memiliki dasar hukum. Namun, Cina menolak keputusan tersebut. (bp)