Jakarta, IDM โ Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, melalui Universitas Pertahanan (Unhan) mengembangkan teknologi satelit nano melalui program Republic of Indonesia Defense University Satellite (RIDU-Sat).
Dilansir dari keterangan Humas Kemhan, Sabtu, (19/10) langkah awal yang diambil adalah menggandeng lembaga Jerman yaitu Berlin Nanosatelliten Allianz (BNA), sebuah lembaga berbasis di Jerman yang memiliki lisensi pengembangan CubeSat dari Technische Universitรคt Berlin/Universitas Teknik Berlin (TU Berlin).
Baca Juga: Terjun Tanpa Perlengkapan, 57 Prajurit Tri Dharma Raih Kualifikasi Para Dasar
“Kolaborasi dengan institusi ternama tersebut dilakukan dalam rangka mempercepat penguasaan teknologi satelit nano yang kini berkembang pesat, mengingat metode konvensional dalam membangun satelit membutuhkan waktu yang lama,” tulis Humas Kemhan dikutip dari instagram resminya @kemhanri.
Dijelaskan pula saat ini, Rektor Unhan RI Letjen TNI (Purn) Jonni Mahroza melakukan tindaklanjut percepatan tersebut dengan mengirim perwakilan tim RIDU-Sat yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ke BNA di Berlin agar mempelajari bagian-bagian utama ilmu pengetahuan dan teknologi satelit, seperti desain misi satelit, desain payload, persyaratan dan kendala, satellite platform, global supply chain dan pengetahuan relevan lainnya.
Baca Juga: Pimpin Rapat Kesiapan Lanud IKN, Ini Pesan Wakasau kepada Jajarannya
“Selain bekerja sama dengan Jerman dalam program ini, Unhan RI juga bekerja sama dengan Pusat Riset Teknologi Satelit-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ini menunjukkan wujud nyata kolaborasi antara berbagai pihak dalam memperkuat ekosistem teknologi satelit di Indonesia,” tulis Humas Kemhan.
Program RIDU-Sat diharapkan menjadi inspirasi bagi para peneliti dan praktisi satelit di Indonesia, serta mendukung cita-cita nasional untuk memajukan teknologi eksplorasi luar angkasa dan penelitian global yang sejalan dengan kepemimpinan Menhan Prabowo Subianto. (rr)