Jakarta, IDM โย Direktur Keselamatan Terbang dan Kerja (Dirlambangja) Puslaiklambangjaau Marsma TNI Ronny Irianto Moningka meninjau langsung kesiapan Lanud Wiriadinata Tasikmalaya jelang pergeseran Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) milik TNI Angkatan Udara (TNI AU).
Peninjauan yang dilakukan pada Jumat (11/4) itu sekaligus menjadi bagian dari safety audit dan monitoring sarana prasarana Lanud dalam program road to zero accident.
Baca Juga:ย Wisata Lorong Sejarah Kementerian Pertahanan Kembali Dibuka
Pada kesempatan yang sama, Marsma TNI Ronny mendapatkan paparan perihal progres persiapan Lanud Wiriadinata yang meliputi sistem aerodome, navigasi, akses transportasi darat, akomodasi, hingga dukungan kendaraan dinas.
Keseluruhan aspek tersebut dikaji secara menyeluruh untuk memastikan agar PTTA dapat beroperasi dengan aman, tertib, dan efisien. Komandan Lanud Wiriadinata Letkol Pnb Taufik Agus Hidayat menegaskan bahwa setiap elemen pendukung telah disiapkan secara maksimal.
โHal ini mencerminkan penerapan prinsip profesionalisme dan adaptivitas yang menjadi bagian dari tekad TNI AU AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis) yang dicanangkan oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono. Nilai-nilai tersebut menjadi fondasi bagi satuan jajaran TNI AU dalam menjamin kelancaran dan keselamatan setiap misi operasi,โ tulis Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) dikutip Senin (14/4).
Baca Juga: Satgas Pamtas TNI Beri Bantuan Kesehatan untuk Masyarakat Imbas Serangan OPM
Saat ini, TNI AU memiliki dua skadron yang mengoperasionalkan PTTA, yaitu Skadron Udara 51 yang berlokasi di Lanud Supadio, Pontianak dan Skadron Udara 52 di Lanud Raden Sadjad, Natuna. Adapun jenis drone yang terdapat di masing-masing skadron tersebut adalah Aerostar (Skadron Udara 51) serta CH-4 (Skadron Udara 52).
Sementara itu, Lanud Wiriadinata memiliki Skadron Pendidikan (Skadik) 103 yang khusus untuk mendidik para penerbang PTTA atau drone tempur. Skadik 103 awalnya merupakan skadron pendidikan penerbang untuk tingkat lanjut dengan pesawat MK-53 Hawk. Namun, sejak 1985, nama Skadik itu berganti menjadi Skadron Udara 15. (yas)