Jakarta, IDM โ Tim gabungan Amerika Serikat (AS) dan Indonesia menyelesaikan misi investigasi di Morotai, Maluku Utara, untuk mencari tentara Angkatan Bersenjata AS yang masih belum ditemukan sejak Perang Dunia II.
Misi ini diprakarsai oleh Tim Departemen Pertahanan AS untuk Pencarian dan Identifikasi Tentara yang Hilang atau Tawanan Perang (DPAA) dengan dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Baca Juga: Perundingan Damai, Delegasi Rusia akan Bertemu Ukraina di Turki
Tim investigasi gabungan mewawancarai 25 orang, melakukan lebih dari 10 survei arkeologi dan mengumpulkan informasi berharga yang dapat membantu menemukan tentara Angkatan Bersenjata AS yang hilang tersebut.
โMisi ini tidak hanya menyoroti komitmen kami kepada keluarga korban yang hilang, tetapi juga menunjukkan eratnya kemitraan berkelanjutan kami dengan Indonesia. Kami berterima kasih atas dukungan masyarakat setempat dan Kedutaan Besar AS saat kami berupaya memenuhi kewajiban mulia misi ini,โ kata pemimpin misi investigasi Sersan Satu Angkatan Darat AS Blake Garab, dikutip dari keterangan Kedubes AS yang diterima redaksi, Rabu (14/5).
DPAA memiliki mandat untuk mencari, mengidentifikasi dan memulangkan jenazah militer AS yang menjadi tahanan perang atau yang hilang dalam pertempuran. Lembaga ini telah beroperasi di berbagai negara termasuk Indonesia, dengan pendekatan ilmiah, historis, dan forensik.
Baca Juga: Sebanyak 500.000 Warga Gaza Terancam Kelaparan Akibat Blokade Israel
Selama di Morotai, tim meneliti bukti sejarah, melakukan survei lapangan, dan melibatkan penduduk setempat untuk mengidentifikasi lokasi potensial untuk pemulihan. Secara global, lebih dari 72.000 warga Amerika masih belum diketahui keberadaannya sejak Perang Dunia II.
Morotai memainkan peran strategis dan menjadi pangkalan utama bagi pasukan Aliansi sejak tahun 1944. Puluhan tahun kemudian, kawasan ini tetap menjadi lokasi penting dalam pencarian personel AS yang belum kembali. (bp)