Jakarta, IDM โ Sebanyak 38 siswa pendidikan Intai Amfibi (Taifib) menjalani latihan dan praktik cast and recovery kapal cepat, di Surabaya, Kamis (15/5).
Puluhan siswa Taifib tersebut berlatih dengan cara melompat ke laut, dari atas KRI Tombak-629 yang dipimpin Komandan Letkol Laut (P) Garmadi.
“Latihan dan praktik ini digelar selama dua hari dengan melibatkan 32 siswa dan 8 pelatih pendidikan Taifib,” ungkap Garmadi, dikutip dari keterangan Dispen Koarmada II, Sabtu (17/5).
Ia menjelaskan, latihan cast and recovery merupakan bagian dari tahapan operasi laut, khususnya pada tahap infiltrasi. Dalam konteks militer, infiltrasi adalah teknik penyusupan secara diam-diam ke wilayah musuh, baik untuk kepentingan pengintaian, sabotase, maupun serangan mendadak.
Baca Juga:ย Prajurit Yonko 468 Kopasgat Rampungkan Latihan Tingkat Batalyon Sarotama Sakti 2025
“Infiltrasi laut biasanya dilakukan dengan teknik berenang senyap, menyelam, menggunakan perahu karet, atau melalui terjun dari kapal cepat,” jelas Garmadi.
Pada hari pertama, para siswa Taifib melaksanakan drill kering di atas kapal untuk mendalami teori dan prosedur dasar. Hari kedua, para siswa praktik langsung infiltrasi laut dengan metode terjun ke laut dari kapal cepat.
“Saat KRI Tombak-629 melaju dengan kecepatan 17 knot, dilaksanakan dalam empat kali run sehingga setiap siswa berkesempatan melakukan terjun laut sebanyak dua kali,” ujar dia.
Taifib yang merupakan pasukan elite dari Korps Marinir, dibentuk untuk menyediakan kekuatan serta membina kemampuan unsur-unsur amfibi ataupun pengintaian darat. Pasukan ini juga melakukan operasi khusus dalam rangka pelaksanaan pendaratan amfibi. Tugas pokok lainnya yaitu harus bisa mengamankan berbagai obyek vital dan tokoh atau pejabat yang bernilai sangat penting (VIP). Jika dibutuhkan, satuan pasukan Taifib bisa dilibatkan dalam operasi SAR biasa maupun SAR tempur.
Baca Juga: Kronologi TNI AL Tangkap Kapal Ikan Thailand, Bawa 1,9 Ton Narkoba
Adapun kemampuan pasukan elite Taifib, yakni menguasai prosedur, teknik, memiliki daya tahan fisik prima dan juga taktik dasar kemiliteran di tingkat perorangan maupun kompi. Prajurit Taifib juga harus bisa merencanakan dan melaksanakan misi pengintaian amfibi di setiap operasi yang dilakukan di tingkat batalyon atau brigade tim pendarat (BTP). Selain itu, juga harus bisa melakukan misi pengintaian darat di tingkat batalyon atau brigade infanteri.
Sebelum bergabung pasukan, para prajurit Taifib akan lebih dulu diasah kemampuan dasarnya sebagai prajurit komando melalui program latihan fisik yang disebut “minggu neraka” (hell week). Jika bisa melaluinya, maka akan diizinkan untuk mengikuti materi selanjutnya. Dari pelatihan ini pasukan akan memiliki kemampuan yang unggul, seperti taktik perang, latihan pengintaian, renang jarak jauh dan harus sanggup melintasi perairan laut dan menembus tabir gelombang laut hingga setinggi 10 meter.
Sedangkan materi latihan aspek udara yang diterima oleh siswa adalah air mobile, rappelling, helly water jump, stabo, dan berbagai materi teknik terjun bebas. Setelah semuanya selesai siswa akan mendapatkan materi latihan operasi gerilya dan anti-gerilya.
Pasukan elite Taifib juga dibekali dengan teknik dan taktik pertempuran dalam ruangan dalam operasi pembebasan sandera. Penghujung program pendidikan, siswa yang lulus akan mendapatkan tanda kecakapan (brevet) tri media. Sebelum menerima brevet semua siswa harus mengikuti tradisi renang jarak jauh menyeberangi selat Madura. (at)