Jakarta, IDM – Korea Utara (Korut) mengatakan bahwa jatuhnya bom dari pesawat tempur Korea Selatan (Korsel) yang tidak disengaja pada beberapa waktu lalu, menunjukkan kemungkinan terjadinya konflik di Semenanjung Korea.
Baca Juga: Presiden Ukraina Siap Gencatan Senjata 30 Hari dengan Rusia
Pada Kamis (6/3) dua pesawat tempur KF-16 yang sedang latihan secara keliru menjatuhkan delapan bom MK-82 ke desa Pocheon, yang melukai 29 warga. Daerah itu berlokasi dekat dengan tempat latihan militer Korsel, yang juga dekat perbatasan militer dengan Korut.
Insiden itu terjadi di tengah latihan gabungan Korsel-Amerika Serikat (AS) di Lapangan Tembak Seungjin di Pocheon. Selain KF-16, latihan itu juga melibatkan pesawat tempur F-35A, F-15K dan FA-50.
Baca Juga: AS akan Kembali Pasok Bantuan Militer ke Ukraina
“Kita tidak perlu menjelaskan bagaimana situasi akan terjadi jika bom dijatuhkan lebih jauh ke utara dan melintasi perbatasan kita,” tulis laman media pemerintah Korut KCNA, Rabu (12/3). “Insiden ini adalah contoh bagaimana berbagai demonstrasi perang oleh AS dan para pengikutnya yang menargetkan kami bukan untuk ‘perdamaian dan stabilitas di Korea Selatan’ seperti yang mereka klaim, tetapi tindakan yang sangat berbahaya dan tidak lucu yang dapat memicu krisis yang akan segera terjadi dan perang nuklir pertama di dunia.”Korut memang seringkali melontarkan kecaman terhadap latihan militer gabungan Korsel-AS dan menuduh kedua negara itu berlatih untuk perang. Sementara, Korsel menegaskan latihan itu bersifat defensif. (bp)