Jakarta, IDM – Prajurit Marinir TNI AL dan Amerika Serikat (USMC) I MEF melaksanakan pertempuran jarak dekat (close quarter battle) dalam rangkaian latihan bersama Platoon Exchange (Platex) 2024 di Situbondo, Jawa Timur, Rabu (17/7).
Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 1 Marinir Letkol (Mar) Roni Saputra menjelaskan close quarter battle adalah situasi pertarungan jarak dekat antara beberapa kombatan yang melibatkan pertarungan dari jarak tembakan 100-250 meter.
“Kemudian, dilanjutkan dengan pertempuran jarak dekat di bawah 100 meter, termasuk ruangan-ruangan pada gedung atau rumah hingga negosiasi target jarak dekat,” jelas Roni, dikutip dari keterangan Pasmar 2.
Baca Juga: Selain Hapus Larangan Berbisnis, TNI Juga Usul Tambah Pasal Ini untuk Direvisi dalam UU
Menurutnya, medan pertempuran di era modern saat ini cenderung terjadi di perkotaan dan daerah-daerah yang padat penduduk, yakni bangunan menjadi unsur utama dalam pertempuran.
“Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan kemampuan untuk bertempur jarak dekat dalam ruangan atau lebih di kenal dengan close quarter battle (CQB)” ujar Roni yang juga selaku Komandan Satgas Platex 2024.
Roni mengatakan, latihan tersebut bertujuan agar Marinir kedua negara saling berbagi ilmu taktik serta melatih kemampuan pertempuran jarak dekat serta menghancurkan musuh dan menguasai medan perang perkotaan.
“Laksanakan dengan sungguh sungguh, pahami dan kuasai materi tempur jarak dekat, karena sangat membantu saat bertugas di daerah operasi atau daerah pertempuran,” tegasnya.
Baca Juga: Kapal Layar Kadet Vietnam Le Quy Don Sandar 4 Hari di Surabaya
Adapun latihan bersama Platoon Exchange 2024 dijadwalkan berlangsung selama dua pekan, yaitu 8-21 Juli di Pusat Latihan Pertempuran Marinir 5, Baluran, Situbondo, Jawa Timur.
Sebelumnya, Roni menjelaskan Korps Marinir sebagai salah satu komando utama TNI AL, dituntut memiliki kesiapan operasional dan kemampuan untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman, gangguan, dan hambatan yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta keselamatan warga Indonesia.
“Tuntutan kemampuan Marinir TNI AL salah satunya adalah mampu mewujudkan peperangan operasi amfibi dengan proyeksi kemampuannya dari laut ke darat dan operasi darat lanjutan,” katanya. (at)