Jumat, 19 April 2024

Ukraina Sediakan Layanan ‘Hotline’ untuk Tentara Rusia yang Ingin Menyerahkan Diri

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Pemerintah Ukraina memiliki sebuah layanan khusus atau hotline bagi tentara Rusia yang ingin menyerah. Dengan menghubungi nomor khusus atau melalui aplikasi pesan Telegram, program “I Want To Live” telah dimulai sejak September tahun lalu yang diatur oleh Departemen Tawanan Perang Ukraina.

Dilansir dari Los Angeles Times, Rabu (8/3), Vitaly Matvienko juru bicara departemen itu mengatakan bahwa tim “I Want to Live” terdiri dari 10 orang yang ditempatkan dalam suatu wilayah rahasia, semuanya memiliki latar belakang psikologi yang mampu memberikan instruksi secara tenang, ringkas dan jelas menggunakan bahasa Rusia sambil waspada terhadap kemungkinan tipu daya dari intelijen Putin.

Hotline ini juga digunakan oleh rakyat sipil yang membutuhkan bantuan, sebanyak lebih dari 13,3 juta nomor telah menghubungi dan 7,6 juta diantaranya berasal dari wilayah Rusia. Meskipun begitu, Matvienko tidak memberitahukan berapa banyak tentara Rusia yang telah menyerahkan diri melalui layanan tersebut.

Baca Juga: Prabowo Diskusi Teknologi Militer Modern Bersama Mansour bin Zayed di UEA

Lebih lanjut, Matvienko menyadari resiko yang sangat besar bagi tentara Rusia yang menyerahkan diri di medan tempur. Protokol yang harus dilakukan berupa melambaikan kain putih, melepas magasin dari senjata mereka, menjatuhkan senjata ke tanah dan melepas pelindung tubuh maupun helm. Mereka akan diyakinkan untuk selamat pulang dan sebagai timbal balik, pihak Ukraina akan menanyakan informasi-informasi penting.

“Secara umum, ini adalah proses yang sangat berbahaya. Tetapi protokol yang ketat, yang telah diatur dengan jelas, meningkatkan peluang setiap orang untuk tetap hidup,” jelasnya.

Tentara Rusia mengetahui info hotline tersebut dari mulut ke mulut atau dari secarik kertas yang dibagikan secara diam-diam. Mereka yang ingin menyerahkan diri, akan berupaya untuk mendapatkan ponsel manapun dan menghubungi layanan itu.

Baca Juga: Kunci Kekuatan Bawah Laut, Rusia Tingkatkan Armada Kapal Selam

Jika mereka menyerahkan diri dalam kelompok, prajurit dengan pangkat tertinggi yang harus melakukan protokol tersebut mewakili rekannya. Bagaimana pun kondisinya, program “I Want to Live” memiliki aturan yang menjamin keselamatan si tentara.

“Kami dapat berkoordinasi dengan unit khusus yang akan mengeluarkan Anda dengan aman dan sehat,” ujarnya.

Mobilisasi besar-besaran yang dilakukan Putin nyatanya menjadi boomerang karena para tentara yang di rekrut kebanyakan tidak pernah memiliki pelatihan tempur maupun berkeinginan untuk membela Rusia. Sehingga, bagi pasukan Ukraina yang kalah jumlah, layanan hotline ini juga diharapkan bisa melemahkan pasukan Putin yang lebih banyak. (bp)

BERITA TERBARU

INFRAME

Panglima TNI Pimpin Serah Terima Jabatan KSAU

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyerahkan bendera panji Swa Bhuwana Paksa kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang baru Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Upacara serah terima jabatan (sertijab) tersebut berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER