Jakarta, IDM – Era kejayaan TNI Angkatan Udara (TNI AU) pada periode tahun 1960-an tidak terlepas dari hadirnya pesawat Tupolev Tu-16 di jajaran alutsista Indonesia.
Pesawat bomber asal Uni Soviet ini menjadi salah satu pesawat pembom strategis yang keberadaannya saat itu memang begitu disegani di dunia. Bagaimana tidak? Tupolev Tu-16 menjadi pesawat yang cukup mentereng lantaran tergolong sebagai alutsista modern, canggih dan menjadi generasi pertama di kelasnya.
Selain Uni Soviet, sejarah mencatat, hanya terdapat dua negara yang mengoperasionalkan pesawat pembom sejenis yakni Amerika Serikat dengan pesawat pembom B-58 Hustler dan Inggris yang memiliki pesawat V Bomber.
Baca Juga:Â Mengenang Kejayaan Tank M3A3 Stuart
Hadirnya Indonesia menjadi salah satu negara operator pesawat ini sontak membuat AURI (kini dikenal dengan TNI AU), memiliki daya penggetar yang begitu kuat di kancah internasional, khususnya di antara angkatan udara negara berkembang lainnya.
Menilik sejarah, pembelian Tu-16 oleh AURI awalnya dilandasi dengan kondisi keamanan dalam negeri, di mana TNI tengah disibukkan dengan sejumlah operasi untuk menghadapi para pemberontak, seperti operasi penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta tahun 1958. Dari situ, AURI menilai jika Indonesia membutuhkan kekuatan penyerang jarak jauh, terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan.
Di saat yang bersamaan, suku cadang dari pesawat B-25 Mitchell dan P-51 Mustang yang menjadi kekuatan AURI untuk menghadapi AUREV (kekuatan udara yang dibentuk oleh Permesta) semakin terbatas lantaran embargo senjata yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
TNI AU dalam Majalah Angkasa Edisi Oktober 2022 menerangkan jika pesawat pertama Tu-16B dengan tail number M-1601 pertama kali mendarat di Kemayoran pada 1 Juli 1961 dengan penerbang Komodor Udara Cok Suroso Hurip. Sejak saat itu, sejumlah unit pesawat lainnya mulai datang ke Indonesia dan diterbangkan oleh awak pesawat Indonesia maupun Rusia, hingga totalnya mencapai 24 pesawat.
Baca Juga: Mengenal BTR-152 6×6 Vietnam, Ranpur Tua yang Dimodifikasi
Pesawat Tu-16 yang dimiliki oleh Indonesia pada era 1960-an terdiri dari 12 Tu-16B (Badger A), termasuk 2 pesawat versi Tu-16R (Badger E), dan 12 Tu-16KS-1 (Badger B). Ketiganya memiliki kemampuan yang berbeda.
Berbicara perihal kemampuan, secara spesifik Tu-16B mampu membawa sembilan ton bom berbagai jenis. Sementara itu, versi Tu-16KS-1 dapat mengangkut dan meluncurkan dua peluru kendali udara ke permukaan (air to surface) jenis Kometa Sistema atau Kennel. Adapun Tu-16R berperan sebagai pesawat intai foto (photo reconnaissance) yang mampu mengangkut dan mengoperasikan berbagai jenis kamera udara.
Selama aktif mengabdi untuk tanah air, pesawat ini dioperasionalkan oleh Lanud Iswahjudi, Madiun, di bawah Wings Ops 003. Pesawat Tu-16KS-1 ditempatkan di Skadron Udara 42 sementara Tu-16B dan Tu-16R dioperasionalkan oleh Skadron Udara 41.(yas)