Jakarta, IDM – TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan US Pacific Air Forces (US PACAF) berencana untuk menggelar latihan bersama (latma) yang berfokus pada peningkatan kemampuan penerbang tempur TNI AU dalam melaksanakan misi pengisian bahan bakar di udara (air to air refueling/AAR) pada awal tahun 2025.
Rencana tersebut terungkap dalam Exercise Planning Conference yang digelar oleh delegasi angkatan udara kedua negara pada 10 hingga 11 Desember 2024 di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali.
“ Air to air refueling atau AAR merupakan teknik pengisian bahan bakar di udara yang berfungsi memperpanjang daya jelajah pesawat tanpa harus mendarat. Ada dua metode utama yang digunakan dalam AAR, yaitu probe and drogue serta flyable boom,” tulis TNI AU dalam instagram @militer.udara dikutip Jumat (13/12).
Baca Juga: Jelang Akhir Masa Tugas, KRI Diponegoro Terima Medali Kehormatan Lebanon
Dalam pelaksanaan latihan bersama nanti, TNI AU dilaporkan akan mengerahkan pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi; serta Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin. Di sisi lain, USA PACAF akan melibatkan pesawat tanker KC-135 yang merupakan aset 203rd Squadron Hawaii Air National Guard.
Dengan pengerahan pesawat tempur F-16, maka metode AAR yang akan digunakan dalam latihan kali ini adalah metode flyable boom. Pasalnya, metode probe and drogue digunakan oleh pesawat Hawk 200 dan Sukhoi 27/30 TNI AU dengan dukungan KC-130 dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh.
Baca Juga: Persiapan ke Lebanon, KRI Sultan Iskandar Muda Berlayar ke Jakarta
“Kolaborasi AAR antara TNI AU dan US PACAF ini merupakan yang kedua setelah pada 2023 TNI AU mengikuti pelatihan serupa melalui program State Partnership Program (SPP) yang diselenggarakan oleh Hawaii Air National Guard. Pelatihan tersebut berhasil meningkatkan kemampuan penerbang F-16 TNI AU dalam melaksanakan AAR,” sambung TNI AU.
Selain dengan US PACAF, TNI AU juga secara rutin melaksanakan latihan pengisian bahan bakar di udara dengan angkatan udara negara sahabat lainnya, baik dalam konteks latihan bilateral maupun multinasional.
Secara umum, latihan-latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan personel TNI AU dalam mendukung operasi udara strategis di tingkat nasional ataupun internasional. (yas)