Jakarta, IDM – Indonesia mengutus Satgas Kemanusiaan TNI yang terdiri dari 24 personel untuk menyalurkan bantuan logistik berupa makanan, minuman dan kebutuhan lainnya seberat 17,3 ton untuk korban bencana alam badai tropis kristine di Filipina.
Komandan Satgas Keselamatan TNI, Kolonel Pnb Asep Wahyu Wijaya menjelaskan timnya mengangkut bantuan logistik menggunakan dua helikopter, yakni Helikopter MI-17 milik TNI AD dan Helikopter H-225 M Caracal Milik TNI AU.
Asep mengatakan meski misi berjalan sesuai ekspektasi, namun ia mengakui operasi ini bukan tugas yang mudah. Apalagi, kegiatan ini merupakan kesempatan perdana bagi Indonesia menyalurkan bantuan kemanusiaan menggunakan helikopter.
“Ini adalah suatu kebanggaan buat kami, terutama kru helikopter. Karena untuk kegiatan human disaster relief atau misi bantuan kemanusiaan di luar negeri khususnya, ini baru pertama kali kita mengirimkan,” tutur Asep.
Baca Juga:Â Pasukan Taifib dan Australia Selidiki Sasaran Operasi Pendaratan di Pantai Banongan
“Kalau pesawat transport itu sudah pernah ya, ada yang ke Palestina, terus misi pembebasan sandera dan segala macam, kemudian di Filipina juga sudah pernah. Tapi khusus helikopter untuk kegiatan kemanusiaan, baru ini,” tambahnya.
Asep pun menuturkan proses hingga tantangan yang harus dilaluinya untuk mendistribusikan bantuan logistik melalui empat wilayah Filipina, yakni Naga Island; Calaguas Island; Bicol Island, dan Legaspy Island, selama total 14 hari, terhitung sejak 28 Oktober 2024.
“Jadi kita berangkat dari masing-masing base yang Caracal ini di Lanud Atang Sendjaja, di bawah Wing 4, di bawah pimpinan saya, dari Bogor,” jelas Asep.
“Nah yang MI-17 mereka dari Lanumad Ahmad Yani, Semarang. Jadi kami ketemu dulu di Semarang, baru bareng-bareng kita ke Filipina selama 4 hari,” imbuhnya.
Baca Juga:Â Kapal LPD HMAS Adelaide Debarkasi 1.300 Prajurit TNI-Australia di Banyuwangi
Asep mengatakan estimasi penerbangan menuju Filipina sebetulnya 3 hari. Namun, langkah timnya sempat tertahan karena terdampak badai. Selain itu, mereka juga menghadapi guncangan angin yang besar di tengah perjalanan.
“Info dari rekan-rekan yang terbang, sampai 35 knot. Kita kan ada indikator, itu terlihat sangat kencang, sehingga kami tidak bisa lanjut. Untuk safety, kami around di Cebu Airbase,” terangnya.
Tantangan tidak berhenti sampai di situ, Asep juga menceritakan kesulitannya untuk meneruskan bantuan di setiap wilayah yang telah ditentukan. Namun, ia mengatakan semuanya tetap berjalan baik atas bantuan Angkatan Bersenjata Filipina yang turut mendukung operasi penyaluran bantuan.
“Nah, kemudian tantangannya pada saat masuk ke spot itu, ternyata spot-spot yang terdampak itu masih direndam banjir. Kita kesulitan untuk mencari spot-spot untuk landing, begitu pun ada, masih jauh posisinya,” jelas Asep.
Baca Juga: TNI Distribusikan 17,3 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Badai di Filipina
“Tapi Alhamdulillah selama di sana kita berhasil masuk dengan panduan atau bantuan dari Philippine Air Force berupa Helikopter Black Hawk,” tambah dia.
Kini, 24 personel yang tergabung dalam Satgas Keselamatan TNI telah kembali ke Tanah Air. Kepulangan mereka disambut langsung oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/11).
Kegigihan para personel pun diganjar sejumlah penghargaan dari Pemerintah Indonesia dan Filipina yang langsung diserahkan oleh Agus. Ia berharap kiprah ini dapat menjadi teladan bagi satuan lain.
“Saya berharap keberhasilan Satgas Kemanusiaan TNI ini dapat menjadi contoh dan motivasi bagi satuan lain untuk dapat merespons dengan cepat dan tepat apabila terjadi bencana alam, baik di dalam maupun di luar dunia ini,” kata Agus. (un)