Konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina semakin memanas. Kremlin mengklaim pasukannya berhasil menyerang pangkalan Angkatan Udara Ukraina, sementara Kyiv membalas serangan tersebut dengan melumpuhkan fasilitas industri di perbatasan timur Rusia.
Ukraina menyebutkan bahwa Rusia semakin meningkatkan serangan udara yang menargetkan Ibu Kota Kyiv dan beberapa kota di wilayah timur. Mereka pun mengklaim berhasil menembak jatuh 58 drone Shaheed buatan Iran dalam semalam menggunakan sistem pertahanan udara yang dipasok dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan militer negaranya untuk memperkuat keamanan di perbatasan. Hal itu dilakukan untuk memperlancar pergerakan militer dan warga sipil Rusia ke beberapa wilayah Ukraina yang kini dikuasi Moskow.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengungkapkan bahwa terdapat hambatan besar dalam peroses pembicaraan damai dengan Ukraina. Menurutnya, sikap Ukraina dan negara-negara barat menjadi penyebab utama terciptanya hambatan tersebut.
Mantan Presiden yang juga Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa perang di Ukraina dapat berlangsung selama lebih dari satu dekade. Menurutnya, konflik ini akan menjadi periode pertempuran yang sangat panjang dan diselingi oleh gencatan senjata.
Ibu Kota Ukraina kembali diserbu serangan rudal dan pesawat nirawak (drone) oleh pasukan Rusia, Jumat (19/12). Sekitar 10 rudal dan lebih dari 20 drone berhasil di tembak jatuh di wilayah udara Ibukota Kyiv dan Kota Dnipro dalam semalam.
Komandan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin mengungkapkan bahwa sekitar 20.000 tentaranya telah tewas dalam bertempuran di Bakhmut, Ukraina Timur sebalam beberapa bulan terakhir.
Norwegia siap melatih pilot-pilot Ukraina untuk mampu menerbangkan jet tempur F-16. Pernyataan itu diputuskan setelah Amerika Serikat (AS) memberikan lampu hijau selaku negara yang memproduksi pesawat tempur tersebut.
Pemerintahan Putin klaim telah merekrut lebih dari 100.000 orang untuk bergabung menjadi pasukan tentara Rusia. Rekrutmen besar-besaran itu disebut menjadi salah satu faktor penting dalam memperkuat kemampuan tempur di Ukraina.
Uni Eropa (UE) telah memasok lebih dari 220.000 peluru artileri dan 1.300 rudal melalui sebuah skema khusus bantuan militer khususnya amunisi ke Ukraina. Bantuan itu disebut berdasarkan atas keputusan bersama negara-negara anggota untuk membantu memukul mundur Rusia.
Jepang memutuskan untuk mengirim bantuan militer ke Ukraina dalam konflik yang semakin sengit dengan Rusia. Rencana itu diputuskan setelah Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy di sela-sela KTT G7 2023 di Hiroshima.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyangkal klaim Rusia yang mengatakan telah berhasil menguasai Kota Bakhmut, Ukraina. Ia menegaskan bahwa kini pasukan Ukraina masih terus memperjuangkan kota yang berada di wilayah timur tersebut.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mempertimbangkan untuk menambah bantuan ke Ukraina, termasuk mengirim perlengkapan militer tidak mematikan atau non-lethal. Menurutnya, Korsel akan berkoordinasi erat dengan NATO dan mitra internasional lainnya untuk secara aktif mendukung rakyat Ukraina.
Ukraina mengklaim pasukannya berhasil maju secara signifikan, merebut sejumlah area di Bakhmut, salah satu area tempur utama dalam konflik dengan Rusia selama sepekan terakhir.