Jakarta, IDM – Presiden Serbia Aleksandar Vucic menandatangani peraturan untuk memberlakukan kembali wajib militer yang telah dihapus sejak 14 tahun lalu, sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapan pertahanan.
Hal itu diungkapkan Vucic dihadapan ratusan kadet di Akademi Militer Serbia pada beberapa waktu lalu. Wajib militer itu akan berlangsung selama 75 hari.
Baca Juga: Hizbullah Serang Israel Bagian Utara dengan 140 Roket
“Saya ingin memberi tahu Anda bahwa sebagai Panglima Tertinggi dan Presiden Republik, saya telah menandatangani persetujuan untuk melaksanakan wajib militer reguler selama 75 hari,” katanya melansir Predsednik.rs, laman kepresidenan Serbia, Sabtu (21/9).
Wajib militer ini akan berlaku bagi laki-laki dan bersifat sukarela bagi perempuan, tanpa rincian lebih lanjut. Menurut Vucic, memperkuat kemampuan pertahanan sangatlah penting di tengah dinamika keamanan global.
Baca Juga: Presiden Putin Targetkan Tambah Produksi Drone Hingga 10 Kali Lipat
“Bukan keinginan kami untuk menyerang siapa pun, dan kami tidak akan melakukannya. Tetapi kami ingin mengusir semua pihak yang mengancam kami. Anda adalah benteng dan batu karang terkuat yang menjamin deterens itu,” ujar Vucic.
Kendati demikian, peraturan itu menuai kritik dari beberapa pakar militer Serbia. Mereka mengatakan rencana itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan masa dinas yang singkat hanya memberi pengaruh kecil terhadap kemampuan pertahanan negara. (bp)