Jakarta, IDM – Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengatakan program pertukaran kadet antara Akademi Militer Indonesia (Akmil) dan Royal Military College (RMC) Duntroon telah memberikan kontribusi besar dalam menciptakan generasi pemimpin militer dengan pemahaman mendalam tentang budaya dan lingkungan strategis masing-masing negara.
Hal ini dikatakannya saat bertemu Gubernur Jenderal Commonwealth Australia, H.E. the Honourable David Hurley, AC, DSC (Retd), di Kediaman Dubes Australia untuk Indonesia beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Program Falcon STAR-eMLU, Skatek 042 Lanud Iswahjudi Rampungkan Modernisasi Pesawat F-16 AM TS-1611
“Program pertukaran kadet ini telah menghasilkan generasi pemimpin militer yang tidak hanya memiliki keterampilan profesional yang tinggi, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang budaya dan lingkungan strategis masing-masing negara. Saya dan Gubernur Jenderal Hurley sama-sama merasakan manfaat yang besar dari program ini,” ungkap Prabowo seperti dikutip keterangan Humas Kemhan, Senin, (20/5).
Tahun ini, Indonesia dan Australia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik, sebuah tonggak sejarah yang mencerminkan kedekatan dan kerja sama yang telah terjalin lama.
Baca Juga: Kodam Udayana Kerahkan Belasan Ranpur Jaga Venue WWF ke-10
Selain itu, tahun ini juga menandai peringatan 50 tahun program pertukaran kadet antara Akademi Militer Indonesia (AKMIL) dan Royal Military College (RMC) Duntroon. Program ini telah memberikan kontribusi besar dalam menciptakan generasi pemimpin militer dengan pemahaman mendalam tentang budaya dan lingkungan strategis masing-masing negara.
Menhan Prabowo dan Gubernur Jenderal Hurley sendiri termasuk dalam alumni dari program pertukaran kadet tersebut pada tahun 1974. (rr)